*Pov michel
Hari ini tepat hari dimana gw mulai masuk sekolah kaya biasa setelah sebulan lamanya libur kenaikan kelas. Ini awal gw dikls 2 SMA~
"Sell, turun. Sarapan" ujar ayahku sambil menunggu dipintu kamar. Akupun membalasnya dengan anggukan sambil segera menggendong tasku keluar.
- meja makan
"Sell, gimana sekolah kmu?" Tanya ayahku.
"Not bad" jawabku sambil memasukan sepotong roti kedalam mulut.
"Baik kalau begitu. Kapan kau akan mempelajari mengenai perusahaan? Bagaimanapun kau akan memegang hak mu sebagai penerus dari beberapa perusahaanku" Tanya ayahku dengan nada serius.
"Secepatnya" kalau minat lanjutku dalam hati."Yasudah, kalau begitu. Sebentar lagi sudah waktunya jam masuk sekolah. Kalau begitu, mari kakak antar kesekolah kebetulan masi ada waktu 1jam " ujar kakak ku sambil melirik jam dipergelangan tangannya sembari tersenyum hangat padaku.
Akupun mengangguk dan berpamitan terlebih dahulu pada bunda dan ayah, sesudahnya aku segera menempuh perjalanan menuju sekolah.*Disekolah
"Nah udh sampe, semangat belajarnya. Jadi ketua yang baik. Ni bekel dari kakak" ucap kakak ku sambil menyodongkan 2buah permen padaku sambil tersenyum. Akupun mengambil permen dari tangannya dan iapun segera mengusap surai rambutku sambil tersenyum, dan akupun membalasnya.
Saat berjalan dilorong decak kagum yang seringku dengar mulai terdengar, akupun segera menyumpal telingaku menggunakan earphone sambil menyalakan lagu playlist dihpku dan segera lanjut berjalan menuju kelas.
Disini, didalam kelas aku hanya duduk sendiri. Tidak seperti tokoh diwattpad2 yang ku baca dimana pemeran yang bersikap dingin pasti memiliki teman hangat disekitarnya. Tidak. Disini aku benar2 sendiri.
"Sell, dipanggil ke ruang kepsek" ucap km dikelasku.
Akupun segera berjalan melaluinya menuju ruang kepala sekolah.
Saat sampai akupun segera duduk dikursi yang langsung berhadapan dengan kepsek yang sudah menunggu disana.
"Kamu sudah datang rupanya. Bagaimana dikelas? Ramai? Yahh itu pasti sangat menganggu" ucapnya. Akupun segera menatap matanya secara intens dan diapun berucap.
"Ohh tenang2. Kamu ini tidak bisa diajak ber basa-basi. Baik, jadi bulan depan sekolah akan mengadakan lomba pengetahuan umum antar kelas dan bagi siapa saja yang masuk dalam daftar nilai tertinggi maka dialah yang akan ikut adil dalam menjadi perwakilan sekolah ini. Dan saya mau kamu mengikutinya" ucapnya dengan jelas. Dan akupun menatap matanya untuk berfikir sejenak dan saat aku akan menjawab tiba2..
"Ada apa bapa memanggil saya?" Tanya cwo yang baru saja datang dengan terburu2.
"Nah jadi begini. Kalian akan mengikuti perlombaan pengetahuan umum untuk menjadi pasangan unggulan dalam lomba ini. Saya harap kalian bisa bekerja sama. Dan kamu (ucapnya sambil menunjuk cwo disebelahku) jika kamu menolak, saya tidak akan segan2 memberi tahukan penolakanmu pada orng tuamu" ucapnya.Setelah mendengar ucapannya dapat terlihat dari sudut mataku bahwa yang sedang diperingati sedang menghela nafas berat dan iapun menjawab
"Baik" ucapnya sambil hendak keluar dari ruangan dan akupun segera menahannya dengan berucap
"Maaf saya tidak berminat" ucapku sambil berdiri dan segera melenggangkan kaki menuju kelas.
Disana, tepat dibelakangku aku melihat tatapannya seperti terlihat sedang gusar dan aku tidak peduli.
Bel istirahat sudah menggema diseluruh ruangan yang ada.
Akupun segera berjalan menuju kantin namun sebelumnya aku tidak sengaja melihat cwo yang tadi bersamaku diruang kepsek sedang berkelahi dengan seseorng yang jelas ia bukan dari sekolahan ini, terlihat dari almamaternya yang berbeda. Dan orng itu tiba2 saja melihat ke arahku.
Tidak mau ikut dalam urusannya akupun segera pergi melanjutkan jalanku menuju kantin.
Sesampainya disana aku segera memesan 1 es teh dan 1 mangkuk mie ayam. Saat aku sedang menikmati makanan didepanku, tiba2 saja handphoneku berdering menampilkan notifikasi dari seorang tangan kananku di Outlaws dan isi pesan itu...
"Depan sekolahmu, aku menjemput. Ada yang sedang mencari masalah dengan kita disana"
Akupun segera menghabiskan minumanku dan segera berjalan meninggalkan kantin menuju gerbang depan dan disana terjadi kericuhan. Diantara orang itu ada satu orang yang menjadi pusat perhatianku, dan dia adalah orang yang sama dengan yang sebelumnya menatapku saat perkelahian itu terjadi.
Tak mau berfikir panjang, akupun segera ikut dalam pertempuran antara anggota ku dan dengan si pembuat onar dengan ditontoni oleh ribuan mahasiswa yang lain.
Akupun segera melepas jas almamaterku dan melemparnya kesamping sambil dan segera berlari dan menerjang salah satu pembuat onar yang hampir merenggut nyawa salah satu anggotaku yang sudah terkapar dan dibantu oleh anggota yang lain untuk membawanya kesamping. Disana aku tidak ambil pusing, aku segera memegang kepalanya dan memutarnya berlainan arah sehingga tepat disana terdengar suara remukan tulang dan rintihan.
Dan akupun segera memibisikan sesuatu padanya~"Egels" bisikku padanya.
Akupun segera mengacungkan tangan keudara dan merekapun segera pergi dari kawasan sekolahku, sedangkan aku segera memungut almamaterku dan menaiki motor salah satu anggotaku dan segera menyuruhnya untuk membawa anggota lain yang terluka parah ke rumah sakit dan yang sebagian dapat mengobati lukanya dimarkas. Dan kamipun segera pergi dari pekarangan sekolah sampai akhirnya aku tidak sengaja melihat cwo yang tadi berada diruang kepsek melihat ke arahku dan ia menyerahkan tasku yang berada didalam genggamannya. Tidak usah berfikir panjang akupun segera mengambilnya dan menyampirkannya dipundakku sampai ia berkata..
"Lo ikut, gw jaga rahasia lo" ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Dan akupun berkata
"Selain itu" Tanyaku.
"Satu permintaan yang bakalan gw kabulin" ucapnya.
"Menarik. Kabarin gw ntar pas mau ngasah otak" ucapku sambil segera menggunakan helm dan pergi meninggalkannya dengan keterpakuan.----------------------------------------------------------------
Jangan lupa votenya☆!
KAMU SEDANG MEMBACA
Michelia
Teen FictionMenurut gw kebebasan adalah hal yg paling utama dihidup gw dan untuk kalian yg baru masuk di hidup gw, jangan harap bisa atur gw semau lo. Sorry2 ni, gw bukan 'BABU' lo. #Michel