Tugas-tugas sudah hampir mendekati deadline dan ada beberapa mata kuliah yang telah usai. Lagi-lagi mahasiswa baru, harus dihajar habis-habisan dengan laporan-laporan praktikum yang justru memadat. Kami bahkan rela tidur jam 1 tiap harinya hanya untuk menyelesaikan laporan-laporan yang datang tiada henti. Jika boleh didefinisikan, tangan kami sudah terprogram untuk menulis cover atau landasan teori untuk tiap laporan. Hal ini, bukan karena kami sering mengetik di laptop ataupu pc, melainkan menulis secara konvensional hasil laporan tiap minggu lah yang membuat kami biasa.
Saat SMA saya pikir kuliah itu banyak waktu luang. Tetapi ekspetasi tak sesuai dengan kenyataan, pulang kurang dari jam 6 sore saja kami sudah bahagia. Bahkan waktu senggang kami diisi dengan mencari referensi buku diperpustakaan, kalau tak ada waktu mungkin menggunakan google book atau jika kami sudah tak kuat dan khilaf meniru laporan orang lain diinternet menjadi alternatif, hehe. Kalau untung sedang berpihak, mungkin laporan kami akan aman-aman saja, tapi kalau nasib buruk datang, mungkin akan diadakan uji referensi.
Kemudian bukan malaikat yang membawa keberuntungan yang menghapiri kami, melainkan sesosok berbaju hitam dengan gagak yang sudah pasti mengabarkan berita yang menyebalkan. Dan benar kami seangkatan akan mengalami uji referensi. Hal yang paling diantisipasi pun akhirnya terjadi. Bukan hanya sial, mungkin saja kami terkutuk.
Saat seperti ini saya masihbermain liar dengan imajinasi saya, mungkin ini yang namanya konsekuensi dalamhidup. Mau tidak mau, suka tidak suka, memang akan dirasakan karena ini adalahbuah dari prilaku yang kurang baik. Tapi saya berpikir kadang kenapa justruhanya orang yang baru sekali melakukan kesalahan yang diadili. Banyak penjahatyang lebih kakap yang masih hidup enak. Kenapa kami yang bahkan belum disebutpenjahat sudah dihakimi? Tiba-tiba pikiran liar padam pada satu jawaban, karenakita baik, maka tak butuh waktu lama untuk disadarkan, tak perlu jadi jahat dahulusebelum disadarkan dengan hal yang lebih besar dan sulit. Memang semesta danpenciptanya selalu punya cara terbaik untuk memuliakan setiap manusia.