Prologue!

45.5K 1.1K 95
                                    

Namaku Cyra Ghazala Nur Adiba, umur 18 tahun. Hidupku sangat membahagiakan bersama kedua orang tua dan 3 saudara serta 1 Adik perempuan. Panggil sesuka kalian, tetapi Mbak pondok sering memanggil Cyra. Kalau keluarga Nur, katanya aku seperti cahaya untuk mereka.

Ayah dan Ibuku seorang pekerja keras yang sangat tangguh. Ayah pensiun dari perusahaan. Sekarang ini beliau sedang bekerja sebagai petani, sementara Ibuku seorang penjahit.

Dua Kakak lelakiku sudah sukses dan sudah menikah. Satu Kakak lagi masih kuliah di luar Negeri. Sejatinya aku ingin melanjutkan studi di Al-Azhar, tetapi kedua orang tuaku membutuhkan aku di sini.

Hingga 3 tahun yang lalu aku izin mondok di pesantren Darul Huda sembari kuliah di Institut Agama Islam Negeri Ponorogo di singkat IAIN Ponorogo.

Aku mengambil fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Lalu tinggal sebentar lagi lulus, Alhamdulillah.

Semua kehidupan pasti ada rintangan bukan? Seperti diriku banyak sekali rintangan.

Aku menatap dari jauh Gus Afraz penuh damba. Iya aku mencintainya dalam diam dan sangat mengagumi sosok dingin itu.

Gus sangat tegas dan berpendirian teguh. Aku sangat mencintainya karena sikap dan akhlaknya yang baik. Budi pekerti santun serta memiliki segudang prestasi membuat aku jatuh hati. Aku mencintainya karena Allah.

Semua rasa sakit datang ketika Gus hendak menikah bersama Ning dari pondok Gontor Darussalam. Sakit sekali sampai rasanya begitu menyiksa batin.

Aku tetap kokoh mencintai Gus sekaligus Dosen di kampus IAIN. Apa daya cintaku terlampau besar membuat berdebar. Sebelum waktunya izinkan aku mengagumi sosok dingin itu sepenuh hati.

Gus Afraz adalah Dosen fakultas Syariah. Dia lulusan terbaik di Al-Azhar Kairo. Sayang sikap cuek, dingin, pendiam, tidak tersentuh dan tegas itu sangat tidak pantas.

Harusnya sebagai Gus memiliki sifat lembut, baik hati, pengertian dan ramah itu pasti. Namun,  berbanding balik akan sosoknya seperti gurun es. Dia sangat berbeda pada Gus kebanyakan. Namun, apa daya cintaku sudah tertaut untuknya.

Sebelum Gus menikah dengan Ning, aku akan menatap sembari berharap memiliki Suami hebat seperti Gus. Semoga saja kelak Suamiku hebat seperti Gus Afraz yang memiliki sejuta pesona.

Gus Afraz, aku mencintaimu karena Allah. Ya Allah, ini cinta yang salah. Aku tidak boleh memikirkan calon Suami orang.

Sadar Cyra ... Gus Afraz milik Ning Akifah.  Mulai sekarang kamu harus introspeksi bahwa kamu adalah gadis biasa. Sedangkan berangan mendapat Gus Afraz, memikirkan saja kamu salah. Aku tidak pantas untuknya yang memiliki segudang prestasi. Sementara aku hanya gadis sederhana tidak bisa apa-apa.

Sampai sekarang aku tidak pernah melihat senyum Gus Afraz padahal saudaranya Gus dan Ning ramah semua. Tetapi, beda dengan Gus Afraz yang terkesan masa bodo. Senyum Gus Afraz terdampar di planet uranus mungkin.

Aduh, aku harus mengaji Tafsir dulu. Gawat aku terlambat. Bisa gawat jika aku ketinggalan saat Pak Ustadz mbalah kitab. Ya Allah semoga aku tidak telat dan dapat masuk kelas.

***❤❤❤***

Mengajari Santriwan sudah hal biasa bagiku. Memberi pelajaran agar ilmu yang kudapat dari Kairo tidak sia-sia. Sebagai seorang Putra dari Abah Kiai aku harus menjadi sempurna. Nyatanya banyak kekurangan dari diriku yang mereka tidak tahu.

Cinta Suci Adiba (END)!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang