ADAM & HAWA

38 2 0
                                    

Akhirnya setelah hawa muncul terbentuk dan tercipta sebagai saksi pembuktian ketulusan akan permohonan sang Adam sebagai takdir yang telah digariskan lahir sebagai pendamping sang Adam.

PANCA INDERA
Hawapun dengan mempesona penuh keanggunan memperkenalkan dirinya ke pada Sang Adam sampai merekapun saling mengenal satu sama lainnya seperti kawanan, namun mereka masih belum dikaruniai sifat duniawi seutuhnya sempurna seperti manusia yang memiliki panca indera perasa, kepekaan baik indra pendengaran, penglihatan, intuisi dalam otak dan naluri di hatinya meliputi rasa cinta, karena saat ini mereka masih berwujud seperti roh bercahaya separuh jiwa malaikat dengan hiasan hanya satu sayap melekat pada disetiap sisi bahunya dan belum memiliki perwujudan sempurna utuh terlihat oleh kasat mata manusia.

KESUCIAN
Adam dan Hawa sudah ditakdirkan manjadi penghuni pertama serta sepasang mahluk di zaman awal sekaligus sosok penemu yang dengan penuh kepolosan dan kesucian dalam sejarahnya mengenal dan memperkenalkan beragam nama-nama berbagai benda serta seisi kehidupan surgawi maupun duniawi yang akan menjadi sejarah catatan abadi kehidupan yang akan terus teringat dari awal hingga sampai akhir zaman pada suatu saat nantinya.

RACUN SANG ULAR
Tak puas menanggalkan sayap sang Adam, suatu saat sang ular ingin memperdaya salah satu dari mereka hingga mereka berdua terperangkap kembali dengan niat jahatnya, Sang ular berencana ingin menyingkirkan mereka berdua dari taman surga dengan mengatur siasat meracuni pikiran sang hawa dengan hasutan picik dan liciknya untuk mencuri buah dari benih pohon ternikmat sekaligus membahayakan dalam tatanan kehidupan yang tertanam di taman surga tersebut segaligus rumah bersarang sang ular yang ia hinggapi dan di tugasi sang pencipta untuk menjaga buahnya selama ini "

Saat itu sang Hawa yang sedang berjalan sendiri dan menghampiri sebuah pohon yang dihuni sang ular", Di saat yang bertepatan itulah sang ular memperkenalkan dirinya ke pada sang Hawa"

"Wahai dewi syurgawi yang berupa istimewa cantik disana !,

Perkenalkanlah Aku sang Ular penjaga pohon Yang paling berbuah lezat ini,

"Aku adalah sesosok teman dari sosok temanmu sang Adam "

Apakah kamu tertarik ingin memiliki rasa di dalam dirimu ?

Rasa yang luar biasa yang membuat dirimu sempurna ?

Rasa itu adalah NAFSU... kau hanya boleh memakan buah terlarang ini bersama Adam.

Jika kau mau membujuknya pastilah dia tak akan menolak jika engkau mengajaknya. "

Di awal kisah ini jugalah mengapa sebab adanya kata "HAWA NAFSU " bersertakan dari nama sang hawa yang diambil sebagai pengingat dari kejadian tersebut yang berarti, keinginan, hasrat yang menimbulkan nafsu serata gairah birahi mengejolak untuk mencoba dengan rasa berlebihan hingga sampai pada sesuatu yang terlarang dan akhirnya mencuri terhukum dan terbuang dari Syurgawi.

BUAH
Tiba pada akhirnya di suatu saat dengan kepolosan dan keluguannya hawa yang bagaikan sesosok bayi baru terlahir tanpa dibekali rasa cinta dan hawa nafsu itu, berkeinginan memenuhi rasa ingin tahunya dengan membujuk Adam menuju dan mencicipi buah kramat dari pohon terlarang itu tanpa berfikir semua resikonya dan hanya membayangkan akan perbuatannya dapat mengubah hidup mereka mungkin akan menjadi lebih sempurna.

sesampainya di tempat, Sang ular berkata

"Jika kalian memakan buah itu maka aku juga akan ikut terhukum karena memberi tahu kalian "

"Dahulu Aku ( sang ular ) juga pernah memakan buah itu dan Allah sangatlah murka hingga dengan kehendaknya terkutuklah diriku untuk tidak dapat terbang kembali, merubah perwujudanku seperti ular dengan kulit amis berbisik dan lidah bercabang dengan bisanya yang hanya mampu merayap sepanjang hidupku selamanya dengan lelahnya. Namun dari semua itu Aku di bekali olehnya rasa yg berkobat dalam jiwaku dengan lebihnya akan rasa nafsu setelah memakan buah itu ! Dan kau tak akan pernah tau jika kau tidak merasakannya sendiri ....!"

MALAIKATWhere stories live. Discover now