07. his little secret

44.5K 7.1K 685
                                    

Present Day, in Hospital

Suster mengangguk pelan ke arah Jeffrian setelah melepaskan infus dari punggung tangan Jeno, kembali merapikan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. "Terimakasih" Jeff tersenyum singkat kemudian mendekati kasur anaknya.

Semalam Jeff memutuskan untuk membawa Jeno ke rumah sakit. Selain mengkhawatirkan kondisik fisik anaknya yang luka - luka, ia juga mengkhawatirkan kondisi psikis Jeno. Jeff juga banyak mendapat laporan dari orang disekitarnya tentang Jeno yang seringkali menahan dirinya untuk tidak makan.

Jeff menatap wajah anaknya yang masih tertidur lelap. Dokter berkata bahwa anaknya mengalami shock berat. Bukan pertama kalinya Jeno berakhir dirumah sakit karena hal semacam ini. Bahkan ketika awal - awal ibunya meninggal Jeno seringkali mendapatkan serangan panik secara tiba - tiba yang membuat dirinya sendiri tidak bisa bernafas.

Tapi, baru kali ini Jeff melihat Jeno melukai dirinya sendiri dan tentunya tidak ada orangtua yang mau melihatnya lagi. Maka ia memutuskan untuk segera melakukan sesuatu demi menyelamatkan anaknya.

"Jen.. kamu harus kuat ya.." ia mengenggam erat tangan Jeno. Mengelus punggung tangan kurus itu dengan ibu jarinya.

*

Sedari tadi, Jeff menghabiskan waktunya untuk berbincang dengan beberapa orang di telefon karena tidak bisa hadir di kantor hari ini. Sehingga pekerjaannya ia handle secara remote. Bagaimana bisa ia berangkat ke kantor dalam kondisi seperti ini? Ia ingin menjadi orang pertama yang ada ketika Jeno terbangun.

Setelah tertidur kurang lebih 12 jam akhirnya Jeno membuka matanya. Jeff segera menyelesaikan panggilan itu ketika menyadari ada sedikit gerakan dari kasur Jeno dan mulai mendekat ke kasur anaknya.

"Hey there? you hear me?" Jeff melambaikan tangan didepan wajah anaknya.

Jeno memandang sekeliling kebingungan. Ia sedikit bangun untuk melihat dengan jelas, tapi tubuhnya didorong pelan untuk kembali berbaring.

"Jenandra.. hey?"

Jeno tidak merespon, menatap kedua tangannya yang dibalut perban.

"H-huh?" Seperti tidak percaya, ia mengucek matanya.

Jeno masih terdiam. Berusaha mengingat apa yang terjadi dan mengapa ia berakhir disini. Ingatannya terputar pada kejadian semalam. Bagaimana ia tidak bisa mengontrol emosi nya, bagaimana ia merusak ruang kerja ayahnya, dan bagaimana ia melukai tubuhnya sendiri.

Jeff menyadari kebingungan Jeno, ia mengelus puncak kepala anaknya pelan.

"Jen..whats on your mind, huh? Tell me" Jeff berbicara perlahan.

"I-im so sorry about last night," Jeno terlihat kalut. "Jeno— Jeno pasti bikin semua orang takut," kepanikan terdengar dari nada suaranya.

"Dad im sorry..." Jeno meringis ketika melihat ada banyak luka goresan kecil disekitar tangan ayahnya. Seperti luka tergores kaca. Sudah jelas itu akibat dari perbuatannya kan?

"Im really sorry—"

"Please.. im really sorry.."

Jeff menghela nafas gusar karena respon panik Jeno yang tidak wajar, ia merengkuh Jeno kedalam pelukannya, berusaha menenangkan.

"Sssh.. Its okay.. Its okay..." Ia terus mengelus punggung anaknya berusaha memberikan ketenangan, karena sejujurnya ia tidak tahu harus berbuat apa?

the art of parentingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang