Hope Not

● Hope, O2 ●

SEMUANYA FIKSI. SEGALANYA SAYA BUAT SENDIRI, NAMA JALAN, NAMA TEMPAT, NAMA PENYAKIT, DAN LAINNYA YANG MUNGKIN BELUM KALIAN KETAHUI SEBELUMNYA.

Dan juga, ini konsepnya short chapter gitu ya. Jadi chapter banyak tapi short.

___________________________________________

"I sit by the window where cold air rushes by. And I still think of you as I look to the sky."

-Hope Not, BLACKPINK

"Sayang?" Kaivan memanggil pacarnya yang sedari tadi melamun di sampingnya. Tangannya pun menyentuh pucuk kepala Jena lembut.

"Hm?" jawab Jena seadanya. Matanya tetap memandang hujan dan mobil yang berlalu lalang di sebelahnya.

"Kamu kenapa? Kok melamun? Ada masalah? Gimana tadi menyepi di kafenya?" tanya Kaivan khawatir. Ia hafal bagaimana cerianya Jena, dan dihadapkan dengan Jena yang diam seperti ini membuatnya khawatir.

Jena tersenyum sembari mengalihkan pandangannya pada Kaivan yang sedang menyetir. "Aku nggak papa. Dan menyepinya tadi enak banget, aku puas." jawabnya.

"Beneran?"

"Iya, Sayang. Serius."

Padahal kenyataannya Jena sedikit berbohong pada Kaivan. Tadi saat sebelum Kaivan menelepon untuk mengatakan bahwa ia akan menjemput sang kekasih di kafe, ada kejadian yang membuat Jena terus memikirkannya.

■■■

"Did you forget me?"

"Sorry? Bagaimana bisa saya lupa siapa mbak? Mbak 'kan artis terkenal."

"Bukan. Bukan itu. Kak Tehan beneran lupa kalau kita sudah kenal sejak tujuh tahun lalu?"

"Maaf, tapi saya mengalami half-amnesia. Saya melupakan beberapa momen di lima tahun lalu. Mungkin kamu tidak sengaja muncul di bagian-bagian yang ingin saya lupakan itu. Maaf, ya."

■■■

Apa aku semenyakitkan itu bagimu, Kak Tehan? Sampai-sampai aku ikut melebur bersama kenangan yang kau lupa. Aku menyakitimu begitu dalam ya, dulu? When it's rain, it must be cold. But I still think of you when i look to the sky.

TBC