Author POV
Dengan langkah gontai, Sindy pun memasuki ruangan dosen pembimbing skripsinya. Dia berdoa kalau dosen pembimbing skripsinya itu berubah pikiran mengirimnya ke perusahaan industri untuk penelitian kembali.
"Duduk!" perintah Nico tanpa basa-basi saat melihat Sindy lah yang datang. Diperintah seperti itu, Sindy pun langsung duduk dibangku yang ada dihadapan dosen pembimbingnya itu.
"Ini surat rekomendasi saya." ucap Nico memberikan sebuah amplop coklat membuat Sindy menghela nafas, pasrah.
"Saya sudah bicara dengan pihak perusahaan, kalau kamu hanya meneliti, bukan magang." ucap Nico membuat Sindy membulatkan mata dan sedikit bersyukur.
"Terima kasih, pak. Terima kasih." ucap Sindy kegirangan sambil sedikit membungkukkan badan.
"Hm."
"Berapa lama kira-kira masa penelitian saya, pak?" tanya Sindy membuat aktivitas Nico berhenti sejenak dan mendongak, menatap Sindy. Mata keduanya bertemu. Nico terdiam sesaat. Sedangkan Sindy menatap bingung Nico yang tertegun.
"Pak?" Sindy mencoba memanggil Nico.
"Bapak?!" panggil Sindy lagi dengan nada sedikit tinggi.
"Hah?" Nico tersadar dari keterdiamannya.
"Berapa lama masa penelitian saya, pak?" tanya Sindy mengulang pertanyaannya.
"Satu bulan." balas Nico membuat Sindy mengangguk. Setidaknya itu adalah hal terakhir yang dia lakukan untuk skripsinya, sebelum benar-benar di acc oleh dosen pembimbing skripsinya itu.
"Baik, pak. Kalau begitu saya pamit." ucap Sindy pamit undur diri. Saat Sindy hendak bangkit dari kursinya, tiba-tiba Nico ikut bangkit dan menahan Sindy.
"Tunggu!" cegat Nico membuat Sindy menghentikan langkahnya.
"Ada apa, pak?" tanya Sindy berbalik menatap Nico bingung.
"Temani saya makan siang!" ucap Nico membuat Sindy mengernyit bingung.
"Makan siang, pak? Ini kan masih pagi." Sindy melihat arlojinya yang masih menunjukkan pukul 11 pagi.
"Itu sudah siang bagi saya." balas Nico membuat Sindy menatap dosennya sedikit aneh.
"T-tapi, pak.." Sindy mencoba menolak, namun Nico menatap Sindy tajam.
"Saya tidak terima penolakan!" balas Nico yang sudah bersiap dan keluar dari balik mejanya. Kemudian berjalan mendahului Sindy. Sindy yang melihat tingkah aneh dari Nico, hanya bisa bengong.
"Hei!" Nico berbalik karena tak melihat ada yang mengikutinya.
"Hah? I-iya, pak?" Sindy tergagap.
"Ayo!" perintah Nico tegas membuat Sindy mau tak mau mengikuti dosen pembimbingnya itu.
Sepanjang jalan banyak yang memuji Nico. Sindy yang mendengar kasak kusuk itu hanya memutar bola mata.
"Pujian kalian pada luntur pas tahu sifat dosen satu ini, gimana?!" ledek Sindy dalam hati.
"Kita makan diluar." ucap Nico sesaat mereka tiba diparkiran, membuat Sindy membulatkan matanya.
"Hah? Kenapa ga di kantin aja, pak? Saya harus kerja jam 12." ucap Sindy membuat Nico mengangkat alisnya.
"Kerja?" tanya Nico menatap Sindy bingung.
"Iya, pak. Saya kan memang ada part time di cafe sejak semester 3." balas Sindy membuat Nico sedikit terkejut. Pasalnya dia tak tahu sama sekali kalau gadis pejuang 3,5 tahun dihadapannya adalah pekerja part time.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Bunda #Complete
Fiction générale~~Merawat seorang bayi yang tidak sengaja di temukan disekitar tempat tinggalnya, membuat jiwa keibuan Sindy keluar. Padahal dia hanya seorang gadis biasa yang mengemban pendidikan disebuah Universitas di kota jauh dari tempat asalnya. Hidup sebagai...