Prolog

55.6K 1.8K 18
                                    

Seorang gadis baru saja pulang dari kerja paruh waktunya. Dia cukup letih karena banyaknya pelanggan yang berkunjung ke tempat kerjanya. Saat dia hendak masuk gang kontrakannya, dia mendengar suara tangisan. Namun ini bukan tangisan anak kecil ataupun orang dewasa. Melainkan itu adalah tangisan bayi. Yang dia tahu, disekitar kontrakannya tidak ada yang punya bayi. Jadi dari mana suaranya?

"Apa jangan-jangan yang ga bisa dilihat itu?" tanyanya takut-takut.

"Aku ga ganggu kamu, kamu jangan ganggu aku." rapal gadis itu dalam hatinya.

"Oeeeekkk-Oeeeekkk..." tangisan itu bukannya hilang, malah semakin kencang.

"Ini bukan suara makhluk itu. Ini suara bayi beneran!" seru gadis itu, tersadar akan kenyataannya.

Dia pun bergerak mencari asal suara bayi itu. Dia bingung. Apa penduduk disitu tidak mendengar betapa kencangnya tangisan bayi itu? Apa mereka menganggap itu adalah makhluk halus seperti yang dia pikirkan sebelumnya?

"Astaga! Ya Tuhan!" jerit gadis itu tertahan saat melihat seorang bayi menangis begitu hebatnya di dalam kardus kecil yang tak bisa melindungi dirinya dari dinginnya malam.

"Ya Tuhan! Siapa yang tega meletakkan kamu disini, sayang?" gadis itu mengangkat tubuh mungil yang kedinginan itu dan membawanya ke dalam dekapannya-sisi keibuannya tiba-tiba keluar.

"Kamu kedinginan. Sebaiknya aku bawa kamu pulang." gadis itu pun merengkuh bayi itu dan membawanya ke dalam kontrakan sederhananya.

Setibanya di kontrakan, gadis itu pun memandikan bayi mungil itu dengan air hangat agar suhu tubuhnya kembali normal. Kemudian dia membungkus bayi itu dengan sarung yang dia punya. Namun sebelumnya, dia memberikan bayi itu minum susu sachet yang ada di rak dapurnya.

"Sabar ya, sayang. Aku akan belikan susu dan perlengkapanmu besok." ucap gadis itu melihat bayi yang tadi meraung-raung menangis, kini sudah tenang.

"Kamu aku kasih nama apa, ya?" tanya gadis itu bingung melihat bayi berjenis kelamin laki-laki dihadapannya.

"Karena aku tergila-gila dengan nama Senaf, jadi namamu Senaf saja." ucapnya sesaat.

"Tapi Senaf apa?" gadis itu kembali bingung.

"Aha! Senaf Aldini." serunya kegirangan.

"Jadi nama kamu sekarang Senaf Aldini, ya." ucap gadis itu final. Namun tak lama, dahinya kembali berkerut.

"Tapi kamu manggil aku apa? Ga mungkin kakak, umur kita terpaut hampir 20 tahun. Apa mama? Mami? Bunda?" gadis itu kembali bingung.

"Ah, sudahlah. Kamu panggil bunda saja. Jadi aku sekarang bundamu ya, Senaf. Dan kamu sekarang anak bunda." ucap gadis itu sambil mengusap pipi mungil Senaf.

"Tapi apa kata tetangga kalau aku tiba-tiba punya bayi? Lalu ibu Yeni pasti akan curiga yang enggak-enggak sama aku. Kalau keluargaku tahu aku punya bayi gimana?" gadis itu kembali kebingungan.

"Ya Tuhan! Aku butuh jalan keluar dari-Mu." pinta gadis itu dalam hati. Kemudian dia pun membaringkan diri, tepat disamping Senaf dan menatap wajah Senaf lekat.

"Huft!Sepertinya aku punya tanggung jawab baru." ucap gadis itu menghela nafas beratdan akhirnya ikut terlelap.

.

.

.

To be Continue...

Vote dan komen jangan lupa, ya...

XoXo

IG : Neverchange090871

Young Bunda #CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang