Mata mata

25.8K 1.4K 27
                                    

Hi! Author agak kecewa, sih.. votenya kurang dari 50 untuk dapetin chap ini. Tapi author berterimakasih sama kalian yang udah ninggalin jejak di star dan komentar 🙏🙏🤗🤗

Happy Reading.. Selamat Bermalam minggu 😋😆😂

💜💜💜

Author POV

Pagi-pagi sekali, Sindy dan Senaf sudah rapi. Sindy hari ini ada bimbingan pagi di kampusnya. Kris berniat menjemputnya untuk menghadiri bimbingan itu bersama.

"Senaf nanti jangan bandel sama nenek, ya." ucap Sindy pada Senaf yang menggigit benda lunak ditangannya. Sebuah mainan plastik yang beberapa hari lalu di beli oleh Sindy.

"Kalau gitu, ayo kita berangkat!" seru Sindy membuat Senaf menepuk-nepuk tangannya dan benda kenyal itu sudah penuh dengan air liurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau gitu, ayo kita berangkat!" seru Sindy membuat Senaf menepuk-nepuk tangannya dan benda kenyal itu sudah penuh dengan air liurnya.

Mereka pun keluar dari rumah dan berjalan menuju rumah bu Yeni. Sindy pun menitipkan Senaf seperti biasa pada bu Yeni. Hingga Kris datang, membuat Sindy harus segera menghampiri gadis itu.

"Lha! Baru juga gue mau mampir." ucap Kris yang dibalas gelengan oleh Sindy.

"Jangan! Nanti mata lo jadi tercemar." balas Sindy membuat Kris mengerutkan kening menatap Sindy yang terlihat aneh jika dia ingin mampir kekosannya.

"Udah, deh! Kita pergi aja!" ucap Sindy membuyarkan lamunan Kris. Kemudian Kris pun membawa motornya melaju membelah jalanan. Tanpa mereka sadari, ternyata ada sebuah mobil mengikuti pergerakan mereka.

"Ikuti, jangan sampai lolos!" perintah pria yang ada di dalam mobil.

"Baik, sir." ucap supir mobil itu memfokuskan diri pada dua gadis pengendara motor dihadapannya. Hingga akhirnya mereka berhenti disebuah bangunan yang cukup besar. Sebuah perguruan tinggi negeri yang cukup terkenal di kota itu adalah tempat Sindy dan Kris menimba ilmu.

"Enough! Kita kembali ke kantor!" perintah pria itu dengan tatapan tak lepas dari gadis yang baru saja turun dari motor dan berbincang dengan gadis lainnya.

"Baik, sir." ucap supir yang menyupiri pria itu dan mereka pun meninggalkan kawasan kampus, tanpa membuat siapapun curiga dengan kedatangan mereka.

Di parkiran motor, Sindy dan Kris tengah berdebat karena Kris lupa membawa pelembab bibirnya. Sindy yang mendengar gerutuan Kris, menatap malas gadis itu. Entah kapan? Gadis itu bisa tidak melupakan sesuatu.

"Sudahlah, kita sudah terlambat!" Sindy mencoba mengingatkan Kris.

"Tapi bibir gue kering, Sin! Nanti kalau pak Drew ga konsen gara-gara liat bibir gue yang pecah-pecah gimana?" tanya Kris membuat Sindy melayangkan pukulan ke kepala Kris.

Young Bunda #CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang