Selamat Membaca ;-)
***
Bandung, 20 January 2005
Masih dengan air Mata yang mengalir tanpa henti Andhra memeluk erat adiknya, berharap sang adik akan berhenti menangis.
"Mama hiks mamaa" Ilsa masih terus merengek memanggil ibunya yang beberapa saat lalu jasadnya diantarkan ke Liang lahat. Andhra makin memeluk adiknya menenggelamkan wajah Ilsa dalam pelukannya, ibunya sudah pergi sekarang dia harus bisa menjaga adiknya, itu yang ada dipikirannya.
"Arghhhh Ilsa berhenti memanggil ibumu, jalang seperti itu tidak pantas ditangisi" Hendra berteriak mencoba menghilangkan rasa sakit yang membuatnya mual, bahkan hampir gila. Hendra kecewa, dia merasa dikhianati.
"Ayah, kau membuat Ilsa makin menangis, hiks- hiks" Ucapan andhra membuatnya tersadar. Hendra menoleh melihat putri kecilnya menangis sesenggukan, Ia berjalan mendekati putrinya namun langkahnya terhenti saat melihat wajah Ilsa, wajah yang cantik namun dia sangat membencinya.
"Andhra kunci adikmu di kamar" Ucapnya tegas, Andhra terkejut, dia tak habis pikir dengan ayahnya.
"Yah! Ilsa cuma anak Kecil, dia belum tahu apa-apa" Andhra ikut berteriak.PLAKKK!!
"Kau fikir berapa Umurmu? Diam Dan lakukan apa yang kusuruh" Keributan itu diakhiri dengan suara hendra yang makin meninggi. Andhra segera membawa adiknya kekamar menguncinya bersama dirinya sendiri, Andhra takut ayahnya akan menyakiti adiknya.
Mereka mulai memejamkan Mata mencoba mengistirahatkan pikiran dan sedikit berharap semua itu hanya Mimpi.
***
Jakarta, 20 January 2005
"Anak Durhaka!! Dasar pembawa sial, kau Mau membunuh anakku hah? "
Bela memukuli anak tirinya dengan ikat pinggang, punggungnya mulai memerah bahkan hampir mengeluarkan darah.
"Maaf bunda, Rael gak sengaja hisk, papa tolong Rael hiks" Rael terus berontak dia memohon agar ayahnya menolongnya, berharap sedikit mungkin tidak masalah, itu yang Ada di fikirannya. Namun, kenyataan menampar bocah kecil itu, Ayahnya tidak menolongnya, bahkan sama sekali tidak peduli.
"Diam! Kau fikir ayahmu akan membantu? Ingat kau hanya anak pungut di keluarga ini jadi jangan harap kami memperlakukanmu seperti Yohan, camkan itu bocah sial!"
Teriakan bundanya berhasil membuatnya terdiam, sekaligus tersadar bahwa sampai kapanpun hanya Yohan lah putra keluarga arsenio, Dan tidak akan Ada Rael.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason
Teen FictionIni kisah tentang Ilsa, gadis yang hidup tanpa perasaan. Dia hidup namun merasa mati, gadis yang merindukan kematian disaat dia hidup. Namun, Tuhan tetaplah sang Maha Adil, Ia mengirimkan seorang Rael Arsenio untuk membuat Ilsa tetap bertahan. Deng...