Merdeka! Merdeka! Merdeka?

222 11 0
                                    

T’lah sedasawarsa engkau derapi jalanan beronak;meski keringat dan tawa tak henti mengucur,beramai-ramai ‘kan tetap mengacungkan tombak,sembari memanggul punggung kawan dan bedil di atas pundak,Kau berteriak, “Anakku, kita ‘kan merdeka! Hidup atau...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

T’lah sedasawarsa engkau derapi jalanan beronak;
meski keringat dan tawa tak henti mengucur,
beramai-ramai ‘kan tetap mengacungkan tombak,
sembari memanggul punggung kawan dan bedil di atas pundak,
Kau berteriak, “Anakku, kita ‘kan merdeka! Hidup atau mati Ambarawa punya kita! Anakku, kita ‘kan merdeka!”

T’lah sedasawarsa engkau pijaki jalanan berduri;
meski darah dan tawa tak henti mengucur,
satu dua ‘kan tetap mengacungkan tombak,
sembari memanggul punggung lawan dan bedil di pundak sanak,
Kau masih berteriak, “Anakku, kita ‘kan merdeka! Hidup atau mati Ambarawa punya kita! Anakku, kita ‘kan merdeka!”

T’lah sedasawarsa engkau meniti jalanan berabu;
meski hanya tangis yang mengucur,
disana kau tetap mengacungkan tombak,
sembari memanggul punggung sang pertiwi dan bedil di pundak bumi,
Kau pun berbisik, “Anakku, merdekakah kita? Hidup atau mati, Ambarawa punya kita? Anakku, merdekakah kita?”

macchiato31

Tetes Tinta Pahlawan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang