Fateh berdiri di balkon rumahnya sendiri , Ia Saat ingin Bebas bisa merasakan kehidupan luar tanpa harus di kekang seperti ini .
" Kapan sih Fateh bisa merasakan kebahagian ?" Gumam Fateh Menatap Jalan yang Ramai karena kendaraan berlalu lalang .
" Sebenarnya siapa Fateh? " tanyanya lagi kini sedikit keras .
" Fateh ya Fateh , Kamu adik Kakak anak keluarga Bramawijaya . " Jawab Fatim berdiri di samping Fateh. Fatim sebenernya Juga bertanya - tanya Seperti Fateh .
Tapi ia harus terlihat Kuat di depan Adiknya , Fatim tak mau adiknya merasa sedih dengan masalah ini .
" Kak Fatim ? " Lirih Fateh menatap Fatim sendu .
Fatim menggeleng menolak melihat tangisan Fateh , Fatim tak mau kembali melihat dimana ia sendiri akan jatuh . Fatim sangat tidak bisa jika melihat Adiknya menangis di depannya . Tapi , Fatim tak bisa menahan itu ia tak bisa egois untuk tidak mendengarkan keluhan Fateh .
" Keluarin semua yang kamu rasain teh , kakak akan selalu di samping Kamu " Lirih Fatim menahan mati - matian Tangisannya. Fatim tak mau menangis di depan adiknya itu bukan menenangkan situasi tapi memperkeruh suasana.
" Fateh Capek kak... "
" Fateh Capek dengan semua ini... " Fateh memeluk Fatim melampiaskan semua kesedihan dan kehancuran dengan Tangisan .
Fatim hanya membalas pelukan Fateh , memejamkan matanya untuk menetralkan Tangisannya . Meskipun menahan tangisannya pada akhirnya juga air matanya lolos dari pelupuk matanya . Tangisan dan isakan Fateh yang terdengar di telinganya membuat Fatim seperti tersayat Seribu belati .
" It' s ok , Kak Fatim ada sama kamu teh , Jangan nyerah ya Teh . Kakak yakin mereka bakal menyayangi kita Ok " Kata Fatim mengelus punggung Fateh lembut .
***
Saaih duduk di sofa bersama keluarganya yang lain , Hari ini Keluarganya full termasuk Umi dan Abinya yang sepertinya sudah Pulang dari luar kota tadi sore." Tumben banget pada kumpul gini " Sindir Saaih sambil memainkan ponselnya.
Seluruh saudaranya menatap Saaih jengah , ia tak habis pikir dengan jalan pikiran Saaih.
" Abi dapat info Kalau kemungkinan besar Adek Kalian Masih hidup " Kata Abinya membuat Mereka yang awalnya menatap Saaih kini beralih Pada Abinya termasuk Saaih .
" Ha !! Yang bener Bi ? Alhamdulillah.berarti Abi udah tau mereka dimana ? " Tanya Sajidah tersenyum senang.
" Abi hanya dapat info itu dari orang suruhan abi nak , mereka tinggal dimana Abi belum tau pasti " Jawab Abinya membuat mereka terdiam.
"Jadi ? "
" Mungkin besok Abi dan umi mau ke Bandung lagi cari tau kerumah sakitnya " Jelas Abi lagi . Mereka hanya menyimak dan mengangguk dengan penjelasan Abi.
" Pergi terus !" Sahut Saaih Datar , matanya tetap fokus melihat layar ponselnya tanpa melihat saudaranya yang menatapnya kesal.
" Ih , jangan gitu kita itu masih punya adik yang nggak tau keadaan mereka gimana ? Mereka masih tanggungjawab kita ih " Kata Thariq .
Saaih memutar bola mata malas , Saaih berdiri " Cari Sih cari tapi nggak terus - terusan pergi dan akhirnya lupa kalo di rumah masih Punya anak "
" Astagfirullah Saaih, bukan begitu Nak . Umi hanya mau bertemu dengan anak umi yang lama pergi . Tolong mengerti umi nak " sahut uminya yang melihat Kekecewaan dalam diri Saaih .
" Saaih ngerti kok , Saaih ngerti kalian rindu sama mereka . Tapi bisa nggak, Sekali aja luangin waktu buat kita yang ada di rumah lagian mereka juga belum tentu masih hidup " Jelas Saaih menatap saudaranya .

KAMU SEDANG MEMBACA
where is my real family
FanfictionKehidupan Fatim , Fateh Dan muntaz yang sama sekali tak di terima di keluarganya , Dia di anggap anak pembawa sial dan selalu membawa bencana . Fatim , Fateh dan Muntaz adalah tiga saudara kembar . Mereka selalu di perlakukan tak senonoh oleh keluar...