"Jika kau ingin menyerang para Scorpio, kau membutuhkan sebuah senjata," kata Reddick saat ia dan Freya berjalan menuju ruang senjata.
"Senjata macam apa yang kau pikirkan?" tanya Freya.
"Aku memikirkan sebuah kapak perang besar untukmu. Bilah di kedua sisi,"
"Kau yakin aku bisa mengangkatnya? Tanganku tidak sebesar dan sekuat itu, Red,"
"Tapi kau tidak cocok menyandang pedang. Kapak kelihatan lebih bagus untukmu,"
Mereka masuk ke ruang senjata yang remang-remang, dan Freya disambut oleh bau besi dan kayu yang begitu kuat hingga hidungnya mengerut.
"Dulu kau bilang kau suka bau tempat ini," kata Freya.
"Ya, dan aku masih menyukainya," kata Reddick, menghirup napas dalam-dalam, dan tersenyum.
"Aku tidak tahu apa yang kau sukai darinya,"
Reddick membawanya ke salah satu rak di ujung ruangan, tempat kapak-kapak perang besar dipajang.
"Aku ingin kau menggunakan yang ini." Reddick menyodorkan batang sebuah kapak pada Freya.
"Kau yakin? Yang ini kelihatan terlalu besar untukku," kata Freya.
"Tidak, aku yakin ini pas untukmu," kata Reddick.
"Tidakkah sebaiknya aku menggunakan pedang saja?"
"Orang-orang sudah tahu bagaimana cara mengadang pedang. Tidak banyak yang tahu cara menghadang kapak,"
Freya menerima uluran kapak dari Reddick, dan mengayunkannya pelan. "Yang ini terlalu berat,"
"Kau harus memegangnya dengan dua tangan agar kau tetap seimbang,"
Freya menghabiskan sisa paginya di ruang senjata, berlatih mengayunkan kapaknya dengan benar. Saat akhirnya Freya memutuskan untuk istirahat, ia sudah bisa mengendalikan kapaknya dengan baik.
"Kau tidak ingin mencobanya juga?" tanya Freya, menyodorkan kapaknya pada Reddick.
"Tidak. Aku lebih memilih pedang," balas Reddick.
"Kau bilang banyak yang mengerti cara mengadang pedang,"
"Memang. Tapi aku memilih senjata khas klanku, Frey,"
"Pedang bukan sebuah senjata yang khas, Red. Banyak orang menggunakannya,"
"Ya, tapi aku menggunakan pedang besar. Bilahnya selebar lenganku, dan setinggi dada. Tidak banyak orang yang menggunakan pedang semacam itu,"
Freya berjalan menuju ke ruang makan bersama Reddick. Dan saat ia akan duduk, Valda menarik tangannya dan membawanya ke tepi ruang makan.
"Kapan tepatnya kau akan menyerang kastel Scorpio?" tanya Valda.
"Beberapa hari setelah para Scorpio sampai di sana, tentu saja. Bisa jadi lebih lama. Aku harus memikirkan rencanaku secara terperinci," kata Freya.
"Well, para Scorpio memutuskan untuk pulang lebih awal. Mereka akan pulang malam ini,"
"Lalu?"
"Tidakkah menurutmu itu aneh? Klan-klan lain baru akan pulang 3 malam lagi,"
Freya terdiam sebentar, kemudian menggeleng. "Tidak kedengaran aneh bagiku. Setiap klan punya agenda masing-masing,"
"Tapi–"
Freya mengangkat tangannya untuk menghentikan ucapan Valda. "Val, sebaiknya kau mengesampingkan pemikiran-pemikiran burukmu, dan bantu aku membuat rencana,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elements
FantasyDiawali dengan kematian ibunya, Freya Solandis, seorang gadis muda dari Kastel Taurus, berusaha untuk membalaskan dendam. Dimulainya kembali perang yang pernah berlangsung ratusan tahun lalu. Dilaluinya berbagai cobaan, penderitaan, dan patah hati u...