Langit mulai berganti warna dari hitam menuju semburat jingga di arah timur, dan Freya sudah lelah mengurus Reddick, Leo, dan Apollo. Ketiga pemuda itu memiliki masalah mabuk laut yang parah, terutama Reddick.
Freya sedang berdiri di tepi dek atas setelah berhasil membantu Reddick, Leo, dan Apollo tidur. Angin laut meniup rambut Freya perlahan, dan membawa udara berbau garam ke atas kapal.
Sudah berhari-hari Freya kurang tidur. Badannya lelah, tapi matanya menolak untuk menutup. Freya sedang memandang laut biru luas dan garis pantai samar di kejauhan, saat salah satu serigala Valda mendekatinya dan menjilati tangannya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Valda, berdiri di samping Freya.
"Bukan apa-apa,"
"Freya, kau bisa menceritakan apapun padaku. Kau tahu itu, kan?"
Freya menarik napas panjang, kemudian mengembuskannya perlahan.
"Sebenarnya apa yang para Scorpio inginkan dari keluargaku? Kenapa mereka menghancurkan keluargaku secara tiba-tiba? Apa yang menggerakkan mereka?" tanya Freya, suaranya bergetar pelan saat ia bicara.
Valda memberi Freya sebuah senyuman setengah hati, seperti ada yang membebani pikirannya.
"Kau tahu kenapa aku setuju untuk ikut denganmu di awal?"
"Tidak, kenapa?"
Valda menarik napas panjang, kemudian mengaitkan jemarinya agar tangannya tidak bergetar.
"Ingatkah kau tentang pertengkaran kakakku dan Darya di Pesta 12 Klan tahun lalu?" tanya Valda.
"Tentu saja. Kurasa tidak ada yang bisa melupakannya," kata Freya.
"Ya, beberapa bulan kemudian, setelah pertengkaran itu, Nilsa meninggal. Dengan cara yang sama dengan kematian ibumu. Dan tidak cukup sampai di situ, orang yang membawakan gelas Nilsa malam itu, adalah aku," kata Valda.
Freya bisa melihat perubahan drastic dalam ekspresi wajah Valda. Wajahnya mengerut, seperti sedang menahan tangis.
Valda menjeda kalimatnya cukup lama, hingga Freya mengira ia sudah selesai bicara. Tapi kemudian Valda melanjutkan, "Racun dalam minuman Nilsa hanya dapan ditemukan di daerah Kastel Scorpio, dan khusus untuk para penduduk kastel itu. Dan mulai dari hari aku mengetahui hal itu, aku berjanji akan membalaskan kematian Nilsa, sama sepertimu,"
"Kau tahu kan bahwa setiap klan besar hanya memiliki seorang pewaris tunggal?" tanya Valda.
"Tentu aku tahu. Semua orang juga," jawab Freya.
"Tapi di sinilah aku, lahir saat usia Nilsa 3 tahun," kata Valda. "Aku pernah mendengar bahwa ayahku pernah berencana untuk meninggalkanku di tepi hutan dan membiarkanku mati di sana. Tapi entah kenapa ibuku menghentikannya," lanjutnya. "Sekarang kurasa lebih baik jika Lord Capricorn benar-benar meninggalkanku di tepi hutan dan membiarkanku mati,"
Freya bisa merasakan kegetiran dalam suara Valda. Kepedihan mendalam, yang membuatnya berjengit.
"Ayahku pernah berpikir lagi untuk membuangku, tapi Nilsa menghentikannya. Lord dan Lady Capricorn selalu menuruti apa yang diminta olehnya," jari-jari Valda bergerak untuk menghapus air mata yang belum sempat menetes di matanya.
"Andai Nilsa tidak begitu baik, aku tidak akan merasakan beban seberat ini," kata Valda pelan. "Tapi bagaimanapun juga aku akan selalu menjadi Valda Sadira, putri Capricorn yang tidak diinginkan, pembunuh Nilsa Sadira, akan selalu dituduh atas apa yang tidak kulakukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elements
FantasíaDiawali dengan kematian ibunya, Freya Solandis, seorang gadis muda dari Kastel Taurus, berusaha untuk membalaskan dendam. Dimulainya kembali perang yang pernah berlangsung ratusan tahun lalu. Dilaluinya berbagai cobaan, penderitaan, dan patah hati u...