Celesta

19 4 10
                                    

Kata orang, mata adalah jendela hati dan buku adalah jendela dunia. Bagaimana kalau itu salah? bagaimana kalau mata adalah jendela dunia? tempat dimana seseorang bisa melihat dunia yang berbeda dari sebelumnya, bukannya hanya bisa melihat, tetapi bisa membawamu ke dunia lain itu.

***

Masa Kini ....

GENOS TECNOLOGY ENTERPRISE

"Roxy!"

Aku menoleh, seorang pria berkacamata mengenakan baju kemeja biru pucat di padu dengan celana jins berwarna hitam melambai ke arahku. Dia kak Joy, ketua panitia pameran teknologi dan sains yang saat ini di adakan di salah satu perusahan yang bergerak di bidang pembuatan robot dan mesin mutakhir, GENTEC ENTERPRISE, singkatan dari GENOS TECNOLOGY ENTERPRISE. Aku salah satu anak bwang yang bekerja di perusahaan raksasa itu, hanya sebagai salah satu staff di bagian pemograman. Aku merasa spesial di tempat ini, karena aku adalah karyawan termuda disini, usia baru saja menginjak 17 tahun dua hari yang lalu. Saat ini, Gentec sedang mengadakan pameran tahunan untuk memamerkan keluaran terbarunya, dan semua itu adalah hasil dari orang-orang hebat yang bekerja di perusahaan ini, mungkin termasuk aku juga, meskipun pekerjaanku tidak seberapa. Hanya menciptakan program dasar dari beberapa robot disini, setelah itu, rekan yang lain mengembangkannya.

Menghampiri Kak Joy dengan sedikit berlari, aku hampir saja terjatuh kedepan  karena tersandung oleh sesuatu, karena penasaran aku menoleh untuk melihat hal apa yang membuatku tersandung, sepertinya sesuatu yang ukurannya cukup besar. Saat aku melihatnya, seekor kucing Maine coon yang lucu sedang duduk sambil mengibaskan ekornya perlahan, kucing itu juga menatapku. Terpana olehnya, aku segera mendekatinya dan duduk dengan posisi berlutut di hadapannya. Senyumku tersungging kala mengelus bulu kucing itu yang berwarna putih berpadu warna coklat tua dan sedikit oranye, halus dan lembut. Terlena dengan kelembutan bulunya, kedua tanganku mengelus makhluk lucu itu dengan perasaan gemas dan senang, tanganku menyentuh sebuah benda yang melilit di lehernya, dia punya kalung dan bandulnya bertuliskan namanya.

"Roxy." Ku ucapkan nama itu dengan nada takjub, dia punya nama yang sama denganku, bibirku kembali tersenyum. Mataku beralih menatap matanya yang berwarna kuning pucat dengan titik hitam yang cukup besar di tengah netranya. Mata itu seolah menghentikan waktu yang ada di sekitarku, membuatku seakan terlempar ke tempat yang baru, jauh dari ambang batas kesadaranku sebagai manusia. Aku melihat cahaya berkerlap-kerlip, warna-warni, sangat indah seperti jutaan bintang-bintang yang ada di angkasa raya. Terpaku akan keindahannya, alam bawah sadarku seakan lumpuh akan hal itu hingga suara seseorang menghentikan keterpanaan itu.

In other Realm ....

CELESTA REALM

"Roxy!"

Kepalaku otomatis menoleh, dan suasana di sekitarku terasa asing, membuatku terkejut dan bingung dalam satu waktu.

"Dimana aku?"

Seorang pria berkacamata mengenakan jas laboratorium berwarna putih selutut, mataku menyipit melihat kedua kakinya, bukan kaki manusia, tetapi sepasang kaki dari besi berwarna hitam yang di padu dengan warna abu-abu gelap, kakinya tidak memiliki jari-jari, tetapi seperti sepasang kaki yang memakai sepatu pantofel pria, mataku membola karena terkejut, benakku mulai di penuhi pertanyaan dan kepanikan. Tatapanku beralih ke kucing yang tadi ku temui, makhluk itu sedang menatap sang pria yang mendekat. Kucing itu sepertinya tahu dengan pria yang saat ini sudah berdiri sangat dekat dengan tubuhku yang masih berlutut.

1KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang