Hari itu..
Saat aku berdiri dihadapan cermin, ia berkata "sungguh menyedihkannya dirimu"Aku balas berkata, "aku memang menyedihkan. Tidakkah kau kasihan padaku? "
Lalu tiba-tiba cermin itu mulai menampakkan retakkannya.
"Aku benar-benar kasihan padamu"
Aku menyunggingkan senyum remeh kearahnya.
"Kamu harusnya bilang tidak kasihan padaku. Karena aku tidak patut dikasihani!"
"Aku benar-benar kasihan padamu"
Cermin itu terus mengulang perkataannya. Aku bosan mendengarkan perkataan itu.
"Kamu tidak seharusnya kasihan padaku! Lihat mereka, bahkan tidak ada yang peduli denganku! Kamu bisa apa hah?!Membantuku?! Cuihhh retakan saja dirimu sendiri"
Cermin itu tidak lagi membalas perkataanku, ia justru semakin meretakkan dirinya hingga pecahan kaca berceceran di sekitar kakiku.
"Mau aku bantu? Aku bisa membuat dirimu lebih tenang. Sini dekap aku, aku akan balas pelukanmu lebih erat dan memastikan bahwa kamu tenang dipelukanku"
Aku menyerah. Aku terduduk lemas dihadapan cermin. Dirinya benar, ia bisa membantuku. Dirinya begitu baik rela memelukku dengan erat. Hingga aku lupa, jika aku memeluk sebuah retakan cermin.
Glynis ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembar Tanya
Non-FictionHanya mengungkapkan sebuah perasaan maupun pikiran yang kadang tidak masuk akal, dengan tinta diatas lembar kosong..... •••••••• ❌ Not copying, can't be copied ❌