"Sssshhh.... Aaah...."
Suara Jennie.
"Gimana? Enak?"
Tanya Lisa.
"Aaaah enak banget."
Jennie tersenyum puas.
"Oh iya donk jelas. Jilatnya pelan-pelan biar kerasa."
Lisa tersenyum dan kembali melanjutkan kegiatannya bersama Jennie: menjilat.
Ya, mereka berdua sedang menjilati es krim sambil duduk di taman yang dipenuhi rumput hijau itu. Jennie turut membawa Kuma. Mereka duduk bertiga memandangi senja dan danau kecil di depan mereka.
"Kuma, lagi?"
Lisa memperhatikan Kuma yang sedang bengong menatap gadis-gadis cantik yang sedang jogging di taman sore itu.
"Auk..."
Kalau Lisa bisa melihat ekspresinya, Kuma sedang tersenyum sambil bilang "mau lagi, yang banyak."
"Bagi."
Jennie menyentuh tangan Lisa.
"Apanya?"
Lisa tersenyum jahil.
"Es krimnya." Tunjuk Jennie.
Terlihat manis dengan kaos biru bergaris putih yang sedikit oversize itu.
"Enggaaaak."
Lisa menjulurkan lidahnya. Sengaja menggoda Jennie yang es krimnya sudah habis lebih dulu darinya.
"Dasar pelit!"
Jennie mencubit pipi Lisa, menariknya.
"Ah...ah! Jen!"
Lisa menepuk tangan Jennie yang masih menempel di pipinya. Yang ditepuk tangannya hanya tertawa.
"Bagi makanya!"
Jennie berusaha merebut es krim cokelat yang berada dalam genggaman tangan kanan Lisa. Lisa membelakanginya, posisi Jennie jadi memeluknya dari belakang.
"Minta aja punya Kuma!"
Lisa yang berkaos putih tertawa mengejek Jennie.
"Huh!"
Jennie membalikkan badannya.
"Jen?"
Lisa berhenti tertawa.
Jennie tak menjawab.
"Jennie!"
Lisa menggoncang bahunya dari belakang. Jennie diam-diam tersenyum licik. Dia berpikir untuk merebut es krim Lisa dan membawanya kabur dari sana.
"Nih, gitu aja ngambek."
Lisa beranjak ke hadapan Jennie. Jennie langsung memasang wajah sebalnya.
"Kamu bisa ngambek?"
Lisa menatap Jennie lekat, posisi mereka cukup dekat sekarang karena Lisa duduk disampingnya. Jennie diam saja tak acuh.
Lisa menaikkan posisi es krimnya di hadapan wajah Jennie.
"Nih." Lisa tersenyum.
Jennie buru-buru ingin menjilat es krimnya. Secepat kilat.
"Eit tapi gak semudah it-"
Ucapan Lisa terpotong tepat saat ia menurunkan sedikit es krim yang sedang dipegangnya tadi.
Dingin dan manis.
Itu yang dirasakan Jennie.
Tapi itu bukan hanya es krim, melainkan bibir Lisa.
Es krim cokelat itu masih terdiam di tempatnya, di tengah-tengah bibir Jennie dan Lisa.
Jennie dapat melihat mata terkejut Lisa.
"Auk!"
Suara Kuma menyadarkan mereka.
"Ehem..." Segera Jennie menarik dirinya, menjauhkan bibirnya dari bibir Lisa.
"Kenapa Kuma? Mau pulang ya? Hmm?"
Jennie menatap Kuma.
"Ah.. sudah sore, kami pulang ya Lisa."
Jennie berusaha tersenyum, senyum kikuk yang dipaksakan karena jantungnya sedang gugup sekali. Berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
"Iya, aku juga harus pulang. Bye."
Lisa tersenyum.
Mereka berdiri bersamaan, dan berpisah diujung jalan.
"Es krimnya buat kamu aja."
Lisa menyodorkan es krimnya pada Jennie, dengan santainya Jennie menerima dan memakan es krim itu seperti tidak terjadi apa-apa.
"Bye."
"Bye."
Mereka berpisah diujung jalan.
"Aku pulang."
Lisa membuka pintu floristnya, berjalan gontai, melihat Chaeyoung yang sedang duduk sambil bermain ponsel dan memegang es krim cone vanilla.
"Hai."
Sapa Chaeyoung. Lisa duduk dihadapannya, menghela napasnya berat.
"Mau?"
Chaeyoung menawarkan es krimnya.
"Tidaaaaaak!"
Lisa berteriak histeris, berlari ke kamarnya.
"Aaaaaaa! Aku dicium! Dicium! Itu tadi kan ice cream kiss!" Tidaaaaaak!"
Lisa yang sedang tengkurap dan menenggelamkan wajahnya di bantal, berteriak keras-keras. Sebenarnya jantungnya sudah berdegup kencang sejak bibir Jennie menempel di bibirnya tadi sore.
Di tempat lain, di kediaman Jennie...
"Harusnya tadi aku jangan begitu."
Jennie merutuki dirinya.
"Harusnya tadi aku tidak diam saja saat mencium Lisa! Harusnya kulumat sedikit bibirnya! Aish! Aku mau lagi."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity (Miserable)
Fanfic"Terus aku ini apa?" Lisa mengaduk-aduk serealnya. Yang diaduk-aduk sereal, tapi yang berantakan hati Jennie. Serasa diaduk-aduk. "Kamu itu... Serendipity." "Serendipity? Makanan apaan tuh?" Lisa bertanya dengan wajah polosnya tanpa rasa bersalah. T...