Sebelum kalian lanjut baca gua cuman mau ingetin ini isi partnya pendek banget.
Dan untuk 'next konflik' bisa terealisasikan atau gua berubah pikiran. Hmm, mikirnya ntar aja. Happy reading!__
"Dimana dia?" Aron mengedarkan matanya ke sekeliling rumah namun tidak menemukan Ameera disana kecuali ibunya yang sedang duduk santai di halaman belakang.
Hilda menoleh, menatap anak lelakinya sebentar sebelum mengalihkan pandang ke arah depan.
"Sepertinya di atas."Aron mengangguk lalu beranjak pergi menuju kamar miliknya yang sekarang ia tempati dengan Ameera berdua.
Daun pintu di dorong dari luar namun tidak dapat mengusik Ameera yang sedang menatap kosong hamparan hijau di belakang rumah. Walaupun sesekali tangannya mengelus pelan perutnya yang membuncit.
Aron berdehem lalu meletakkan makanan yang ia beli pada meja kecil yang berhadapan langsung pada jendela kaca tepat samping Ameera.
"Kau sudah kembali?"
"Ya." Singkat dan jelas. Lalu keduanya kembali hening. Ameera yang kini menyenderkan bahunya pada sofa dan Aron dengan pikiran berkecamuk.
__
Guys, maaf baru update...
Gua sebenarnya pengen cepet update tapi gua kayak kehilangan arah buat nulis cerita ini. Banyak bgt unek" yg pengen gua keluarin tapi takutnya kalian bosan baca.Jujur, gua sempet berpikir untuk menghapus cerita pregnant ini tapi terlanjur sayang pada isi maupun reader yang sudah membaca. So makasih untuk dukungannya dan maaf ga bisa update cepat hm..
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANT
Short Story(HIATUS) Hamil tanpa suami tentu menjadi sebuah aib bagi gadis yang dikenal baik-baik ini. Terlebih ia merupakan putri bungsu seorang kepala desa yang terpandang ditempatnya. Ia disalahkan dan digunjing oleh masyarakat. Bahkan orangtuanya tega men...