Prolog

54 4 1
                                    

Masa lalu kadang membuat ku menjadi seseorang yang lain. Bahkan sampai merubah sikap dan kepribadianku. Aku takut berbicara dengan siapapun. Aku takut akan lingkungan baru. Karena ketakutan yang ditorehkan saat dulu. Sangat berpengaruh di masa depanku.

Aku tahu, tak sepantasnya mengingat-ingat kejadian yang membuatku jatuh ke titik terendah dalam hidup. Tapi apa dayaku. Seakan-akan ketakutan itu selalu menghantui.

Namun untuk saat ini aku bertekad akan berubah. Menjadi seorang yang lebih baik lagi. Tapi, akankah cerita baru, kisah baru, dan lingkungan baru ini mampu menghapuskan ketakutan yang sudah lama bersemayam dalam diri. Ataukah lebih buruk dari itu?
.
.
.
.
.
.

Namaku Rifa Az-Zahra, tahun ini aku sedang sibuk mengurus kelanjutan studiku di salah satu universitas negeri di Bandung. Fakultas yang kupilih adalah keguruan. Aku memilihnya, Karena sudah sejak lama aku bercita-cita ingin menjadi seorang guru.

Menurut ku menjadi seorang pengajar memiliki tugas yang mulia, yaitu mencerdaskan dan juga menuntun agar peserta didik memiliki akhlakul karimah yang nantinya menjadi tokoh-tokoh penerus bangsa. Dan alasan yang paling utama adalah ingin membahagiakan kedua orang tuaku. Aku berharap mereka bangga terhadap keberhasilanku.

Akhirnya Setelah menyelesaikan persyaratan untuk masuk ke universitas, bulan depan aku mulai menuntut ilmu disini. Dan menyandang status baruku yaitu sebagai mahasiswa.

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dengan semangat aku melangkahkan kaki menuju gerbang kampus. Sesampainya disana, banyak sekali mahasiswa baru yang lalu-lalang untuk mencari gedung tempat dilaksanakannya pembukaan masa orientasi mahasiswa baru.

Brukkk...

Saat hendak masuk ke gedung yang telah ditentukan. Tubuhku tersungkur kelantai, akibat dorongan seseorang yang berada di belakangku.

Aku mengaduh kesakitan dan sesekali memegang lututku yang tidak sengaja mencium kerasnya lantai gedung. Aku bangkit untuk berdiri, namun terlihat disebelahku seseorang sedang berusaha merapikan kertas-kertas yang berhamburan. Sontak aku kembali berjongkok dan membantu memunguti kertas-kertas itu.

Saat mengambil kertas terakhir, lengan kami tidak sengaja bersentuhan.

Astagfirullah...

Refleks Ku tarik lenganku jauh-jauh dari sana. Alhasil dia mendongkakkan wajahnya kemudian menatapku cukup lama sambil sesekali mengucek-ngucek matanya. Aku tertunduk, menyerahkan kertas-kertas yang berhasil ku ambil dengan tangan gemetar.

Setelah mengambilnya, dia menegakkan tubuhnya dan aku pun mengikutinya.

" makasih ya dek, maaf juga tadi ga sengaja nabrak. Soalnya kakak lupa naro kaca mata kakak nih. Jadi agak burem-burem gini. Mana lagi buru-buru. " ucap seseorang berjas itu dengan senyum simpul tak luput dari wajahnya.

" iya gapapa kak. " jawabku tenang.

" oh iya dek, langsung aja masuk barisan ya. Itu udah mau mulai. " suruhnya kepadaku sambil menunjukkan barisan yang ada di depanku.

" iya kak. " ucapku menutup percakapan dan segera berlari ke arah kumpulan mahasiswa baru.

Acara pembukaan masa orientasi berlangsung lancar. Sebelum acara ini diakhiri, kami mahasiswa baru diberitahukan untuk membawa barang-barang yang harus dibawa besok dan juga atribut yang harus dipakai. Aku serius mencatat tanpa terlewat.

Namun konsentrasiku berubah ketika ada yang menepuk bahuku berkali-kali. Seketika aku menengok kebelakang dan mendapatkan perempuan berjilbab hitam sedang mengamatiku dan berharap aku berbalik melihatnya.

Saat ku tanya ada apa, dia hanya tersenyum memperlihatkan rentetan giginya yang putih. Berkali-kali aku melambai-lambaikan tangan tepat di depan wajahnya.

Dan akhirnya dia terperanjak kaget, dengan gugup dia berkata ingin melihat catatan perlengkapan besok. Aku menyerahkan bukuku, dan dengan gesit dia menyalinnya. Selang beberapa menit dia telah menyelesaikan catatannya.

" makasih ya ukhty yang imut. " candanya sambil mengembalikan bukuku dan tak lupa mendaratkan tangannya ke pipiku untuk mencubit nya. melihat aksi yang dia lakukan , mataku terbelaklak namun segera ku ganti dengan ekspresi ramah ditambahkan senyuman.

" sama-sama. " ucapku sambil berbalik ke arah depan.

Huft... Ku hembuskan nafas yang panjang sesaat setelah menjauhi ruang gedung yang membuatku pengap dan sesak karena berebut Oksigen dengan orang-orang yang ada di dalam sana.

Sebelum keluar dari gerbang kampus, sempat kulihat kakak yang tadi menabrakku berjalan dengan tergesa-gesa. Lagi dan lagi, sepertinya orang tersebut sangat sibuk sekali.

Tapi kok Dia berjalan ke arahku, semakin lama semakin dekat. Dan hanya beberapa langkah saja menyisakan jarak denganku. Karena merasa terperhatikan, orang itu pun kemudian melihatku. Yang membuat tatapan kita beradu.

Deg!!

Aku yang merasa salah tingkah akhirnya membuang wajahku ke arah lain. Saat ku tengok lagi, dia hanya tersenyum kepadaku sambil membenarkan kaca matanya yang melorot berada di pucuk hidungnya. Kemudian melanjutkan aktivitasnya, kembali berlari dengan membawa berkas-berkas yang cukup banyak.

Baru saja kaki ini akan bergerak, tiba-tiba ada yang menarik tas ku dari belakang. Seketika aku menghentikan langkahku dan berbalik ke arah orang yang dengan sengaja mengeremku untuk pulang. Dan lagi-lagi, aku mendapati perempuan berjilbab hitam tadi.

" Salma Nur Fadhilah. " ucapnya tanpa basa-basi, memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.

Aku terdiam sejenak melihat lengannya yang mengantung di udara. Hingga beberapa detik, aku tetap mengabaikannya. Namun di arah sebaliknya, dia merasa aneh dengan tingkahku. Setelah ia mengeluarkan suara deheman berkali-kali, barulah aku tersadar dan kemudian menyambut jabatan tangannya.

" Ri...Rifa Az-Zahra. " Jawabku sedikit gugup.

" Rif jangan takut ya sama aku, aku ga gigit kok. " Ucapnya sambil tertawa. Eh tapi kok dia bisa tau sih kalau aku gugup dan takut. Jangan-jangan dia bisa baca fikiran orang.

Kakiku pun refleks menjauhi Salma dan mulai menstater tubuhku agar bisa lari secepat mungkin. Salma yang melihat tindakkan anehku ini hanya bisa geleng-geleng kepala. Terdengar aneh mungkin, Dari dulu aku adalah orang yang cukup sulit untuk bersosialisasi, kadang fikiran negatif pun muncul jika ada seseorang yang mendekat dan ramah kepadaku.



Assalamualaikum Wr. Wb.
Hallo semua!!
Ini cerita pertama ku di wattpad.😍 Semoga kalian suka yaa. Jangan lupa untuk vote dengan menekan tanda bintang disana dan komennya yaa.

Syukron..🤗
sudah menyempatkan membaca ceritaku..
Wassalamu'alaikum

TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang