Dua(new)

70 11 1
                                    

Setelah kejadian kemarin, entah bagaimana kisahnya Aneska dan Rasi berteman. Bahkan sekarang mereka sedang membolos bersama-Aneska yang memaksa sebenarnya. Mereka berdua sedang di kantin sekarang, dan sambil melihat pujaan hati Rasi, siapa lagi jika bukan Bintang! Walaupun sifat yang cukup bertolak belakang, Aneska yang barbar dan Rasi yang pendiam, tidak menutup kemungkinan mereka juga bisa berteman. Ah, entah lah Rasi itu pendiam atau penakut, toh bukan urusan Aneska. Mereka bicara tentang banyak hal. Baru kali ini Rasi mempunyai teman, baru kali ini ada yang membela nya. Aneska adalah kekuatannya sekarang!

Tapi, Rasi sendiri sampai sekarang belum tau mengapa gadis seberani Aneska pun ikut ikut an di bully?padahal jelas Aneska bisa melawan, tidak seperti dirinya. Hanya bisa minta ampun dan memohon. Bosan bukan menjadi Rasi? hidupnya lurus-lurus saja!

"Jadi? lo itu suka sama dia?" Tunjuk Aneska dengan dagunya mengarah ke Bintang.

"I-iya a,ak-gue maksudnya. Iya, gue suka sama dia,ganteng ya?" Jawab Rasi senang.

"Tolol!" jawab Aneska sarkas dan menoyor kepala Rasi, Seenaknya saja memang.

"Aduh, sakit tau!" Ucapnya mengelus kepalanya, lumayan juga.

"lagian lo, gue ulang T O L O L" Aneska malah menjawabnya dengan sarkas. Apa ada yang salah?

"Kok?"

"bercanda. Tapi yang tolol nya bener"

"Jahat banget sih!"

"Bercanda goblok, udah dibilang bercanda. maaf!"

Sarkas sih memang, tapi bukannya Rasi membutuhkan orang seperti Aneska untuk tempat nya berkeluh kesah dan membela Rasi?

"Iya aku maafin" sambut Rasi dengan lembut.

"Lo diet mau ga? gue gerah amat liat badan lo kelebihan lemak" jujur Aneska. Well, Rasi pun merasa seperti itu tapi Gandhi selalu melarangnya karena alasan 'cantik itu relatif'.

"Kata Abang gue, cantik itu relatif. Cowok bakal datang ke kita bukan karena fisik, warna kulit, seberapa cantik wanita itu, tapi cowok bakal datang dengan ketulusan. Gue cinta diri gue, walaupun ngga sama badan, muka, dan warna kulit gue. Cukup cinta diri gue, tapi gak sama apa yang gue punya"

"Dih anjrit gue kan cuma ngajakin, ngapa lo ceramah udin!"

"Iya maksud gue, gue gamau!"

"Yaudah jing"

Banyak hal yang mereka debatkan hingga betah di kantin dari jam pertama sampai jam ke tiga, tapi Bintang sudah pergi dari bel jam kedua.

---

Bel pulang sudah berbunyi, tentu Rasi sama seperti yang lainnya, pulang. Tapi hidup nya sudah bagaikan buronan mawar. Kan sudah dibilang nasi sudah menjadi lontong sayur, apa boleh buat?.

"Babu!" panggil perempuan itu.

Saat ia tau suara siapa itu, membuat atmosfer sekitar Rasi berubah, walaupun sudah sedikit terbiasa, tapi rasa takut itu tetap menyelimuti.

Ia menyesal pulang saat sekolah sudah sepi. Ya, walaupun tidak sepi juga tidak akan ada yang membela nya juga sih. Memangnya Rasi itu siapa? sosok penting di sekolah? primadona cantik yang di gemari laki-laki? atau anak yang dibanggakan sana sini? Hei, sadar. Ini hanya Rasinta, gadis culun yang tidak memiliki teman, di keluarganya pun ia tidak di terima.

RASIBINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang