2

513 39 1
                                    

Aku tidak suka di perlakukan kasar seperti ini entah apa maunya dia tiba tiba menyeretku ke sudut restoran.

"Lepaskan !!,apa yang kau lakukan " bentaku padanya karena kaget dengan sikap aneh ini.

"Diam jangan banyak bicara katty!,,bagaimana menjadi istrinya lagi heh? Fabian dia orang baik sebelum kau menghancurkan semuanya" Nadia berkata  langsung dan blak-blakan dengan wajah yang merah padam seolah menahan sedang emosinya.

"Apa maksudmu !?" Aku setengah berteriak kesal

"Biar ku beritahu,kamu tidak usah besar kepala semuanya akan segera berakhir," mataku memenas
Mendengar tuturnya,
Haruskah aku percaya,,

Secara Nadia yang kudengar adalah sahabat dekat Fabian dan dia tahu bagaiamana hubunganku dahulu dengan Fabian,"suamimu Fabian dia hanya ingin membalas dendam kepadamu memperistrimu dan membuatmu jatuh hati padanya sebentar lagi dia akan meninggalkanmu.."

"bohong kau berbohong!!"  Jika di pikir lagi secara logika harusnya memang Fabian tidak akan menerima istri yang berkhianat sepertiku semudah ini,lalu untuk apa Fabian memperlakukanku dengan penuh cinta semuanya terasa begitu natural tanpa cela.

"Selama ini Fabian berpura pura mencintaimu hanya agar supaya kamu jatuh hati padanya setelah itu kamu akan merasakan kepedihan yang sama atas apa yang kamu lakukan ditinggalkan" aku tercekat rasanya seperti di cekik inikah kenyataan nya disaat semuanya mulai indah ternyata hukuman dari kesalahanku masih berlanjut,terlebih sekarang kehidupanku,jiwaku sudah tercurahkan untuknya suamiku Fabian aku mencintainya.

Dari setiap perkataan Nadia tak ada rekayasa matanya yang emosi itu tidak sedang berbohong.

"Dasar wanita sialan,,segeralah pergi dari sisinya!" setelah puas memakiku Nadia beranjak pergi dari hadapanku begitu saja,terlihat dari kejauhan Fabian memperhatikanku rasanya tak sanggup lagi bertemu pandang dengannya ,sambil tergesa-gesa Fabian mendekatiku aku paham mungkin sekarang yang dia khawatirkan adalah sandiwaranya terbongkar.

"Ada apa??,kau baik baik saja dan apa yang kalian bicarakan tadi? "

Aku menyembunyikan tangan ku yang bergetar dampak dari kenyataan yang melemparku ke dasar jurang yang gelap .

"T-tidak Nadia hanya berterimakasih karena kita datang dan kapan-kapan j..ika sempat kita akan pergi bersama"Kosakataku tak luput dari kegugupan.

"Benarkah?wajahmu terlihat aneh"

"Tidak a-aku hanya mengantuk,bisakah kita pulang saja sekarang Bian?"

"Baikalah ayo kita pulang"

Tak ada ekspresi yang bisa ku tutupi ,aku terlalu takut bertemu pandang dengan matanya ,Fabian menyadari itu.

Tangannya terlulur menyentuh wajahku.

"See ,aku bisa merasakannya Katty kau berbeda,kau seringkali gugup saat ku sentuh seperti ini tapi kali ini bukan gugup lagi kau ketakutan,ada apa ?"

"Tidak ada itu hanya pikiranmu sendiri aku baik baik saja Bian"

Aku menyentuh wajahnya menatap kedua bola mata itu untuk meyakinkannya ,dia tersenyum dengan deretan gigi putihnya,jika saja aku tidak mengetahui kenyataannya,,jika saja aku tidak melakukan kesalahan terdahulu,,jika saja Fabian bisa memaafkan ku,, oh Tuhan aku tidak sanggup kehilangan dia kesalahanku terlalu besar mungkin saja Fabian merencanakan semuanya lebih dari sekedar membalas dendam bisa jadi Fabian bahkan akan melakukan hal keji dengan membunuhku segala kemungkinan menakutkan ini bisa saja terjadi.

Sudah hampir seminggu aku mencoba memberi seribusatu alasan menghindar dari kontak fisik saat berada satu ruangan dengan Fabian berulangkali aku meyakininya agar dia percaya aku baik baik saja dan hanya butuh waktu untuk me time sejenak lalu menyibukan dengan pekerjaan rumah lainnya.begitupun dengan hubungan suami istri aku coba beralasan sedang haid, beruntung kali ini dia harus pergi selama sepekan keluar kota untuk bertemu klayen besarnya,aku merasa putus asa apa yang harus kulakukan rumah tanggaku terasa sedang di ujung tanduk ketakutan namun terlanjur menyayanginya.

Tak banyak kegiatan yang kulakukan selama beberapa hari belakangan ini menyirami beberapa tanaman bunga dengan malas ditaman ,memasak pun biasanya menjadi kegiatan favoritku sebab Fabian dengan senang hati akan melahap habis apapun yang ku hidangkan ,tapi kali ini semua yang kulakukan hanya di dominasi oleh lamunan dan tekanan fikiranku yang bergejolak soal sikap kepura-puraan Fabian dan juga tujuannya untuk balas dendam dengan gestur yang nyaris selalu manis berhasil meluluhkan semua perasaanku .

Dilema yang membuat kesehatanku ikut memburuk hanya dalam waktu beberapa hari ,mag kronis dan dehidrasi terang seorang dokter muda yang juga sahabatku Nina ia bahkan menyarankanku untuk di rawat tapi aku menolaknya ,Nina pun sempat curiga dan heran mengamati kesehatanku tidak sebanding dengan apa yang ia tahu belakangan ini aku terlihat dalam keadaan sangat bahagia dengan menikah kembali bersama Fabian sebulan lalu katanya, aku beralasan hanya kelelahan biasa meski dihadiahi tatapan yang aneh oleh Nina aku bersikukuh pada kebohonganku,

"Apapun yang sedang kau fikirkan tolong jangan di rahasiakan kau sudah punya suami yang sangat baik ,kalian akan selalu menerima satu sama lain segeralah berbagi apapun itu termasuk sesuatu yang sangat memberatkan fikiranmu"

"Jika badanmu terasa lebih buruk dari hari ini tolong segera kerumah sakit aku tidak mau terjadi apa apa padamu oke"

.
.

Suami yang baik,Nina benar suamiku memang baik bukan hanya itu tetapi suami yang kucintai itu juga pintar bersandiwara.

Hujan rintik yang turun mengeluarkan bau tanah yang basah angin yang mulai menusuk kulit rumput yang berbintik air hujan menjadi objek lamunanku lalu kemudian fokusku teralihakan oleh getar handphone yang menampakan nama suamiku di sana.

"Ha-hallo.. Bian ada apa?" aku mencoba berbicara setenang mungkin meski sulit.

"Ada apa dengan suaramu honey ,apa kau sakit?" tanyanya seperti orang yang khawatir atau mungkin pura pura khawatir saja.

"Tentu aku sehat sangat sehat ,kapan kau pulang sayang dua hari lagi atau bisa jadi lebih ..?

"ini baru hari kelima katty apa kau sangat merindukanku heh?"

"Iya aku merindukanmu apalagi"jawabku tidak bohong selain aku takut bertemu dengannya kerinduanku juga sama besarnya.

"Baiklah aku akan pulang dan segera berada di hadapanmu sayangku"

"Jangan bercanda itu tidak lucu Bian"

"Untuk apa aku bercanda istriku"

"Waktu mu masih dua hari lagi aku masih ingat kau bilang akan pergi selama sepekan kan??.."

........
Tidak ada jawaban darinya tapi dia tidak mematikan panggilannya aku menjauhakan handphone yang tadi menempel di pipiku entah dia masih menghidupkan panggilannya atau tidak.aku tersenyum dan memejamkan mataku meresapi setiap keromantisan yang kulakukan dengan Bian meski hanya berbicara dalam telpon saja tapi itu adalah hal yang membahagiakan bagiku.

Namun seketika mataku terbuka ada tangan hangat yang meremas pundaku wangi maskulin yang biasa ku hirup ini sudah ku hafal Fabian ,laki laki ini tidak bercanda dia  sudah pulang tapi kenapa sudah pulang secepat ini?membuatku kaget dan heran,belum aku berbalik Bian sudah memeluk dari belakang pipinya menempel pada pundaku aku menoleh padanya yang kini balik menatapku dengan mata hitamnya yang penuh teka teki dan sulit di tebak.


Revenge and Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang