3. Hendrick, Jangan Banyak Tanya!

95 7 7
                                    

Sekarang gue udah di kamar, dan sedang rebahan di atas benda empuk berwarna biru. Gue mencoba ingat-ingat atas kejadian yang super aneh yang sudah menghampiri gue. Sebenarnya, gue masih nggak percaya. Gue berteman dengan hantu? Sumpah, gue masih nggak percaya kalau Hendrick benar-benar hantu.

"Tadi yang di sekolah, itu nyata nggak, sih?"  tanya gue pada diri sendiri. Gara-gara ada Hendrick di hidup gue, bikin gue selalu bicara dengan diri gue sendiri. Sial!

Nggak tau kenapa gue gak bisa tidur, padahal badan gue lemas dan gue capek banget, tapi gue nggak bisa tidur. Di kamar, gue hanya tidur dan guling-guling di atas tempat tidur gue sampai akhirnya gue ketiduran.

•••••

"DANDI, BANGUN! UDAH JAM TUJUH, PERGI SEKOLAH!"  suara khas Mama gue yang selalu gue dengar setiap pagi.

Bentar.. setengah tujuh? Gue memaksakan diri gue yang masih ngantuk untuk bangun dan segera gue buka tirai di jendela gue. Dan yaps, sekarang sudah jam setengah tujuh pagi dan gue tidur dari kemarin sore. Gue bersyukur banget karena tuhan masih ngasih gue izin untuk bangun.

Gue segera mengambil handuk yang digantung di belakang pintu dan berlari secepat kilat menuju kamar mandi. Terus, di kamar mandi gue ngapain? Ya... mandilah, masa gue konser!

•••••

Gue pikir gue sudah terlambat, ternyata nggak dong. Padahal, Mama gue udah ngoceh kalau gue bakal terlambat. Dan, sekarang gue baru datang seperti biasa baru beberapa teman gue yang berada di kelas, pastinya sudah ada Gama yang duduk di bangkunya. Saat gue baru duduk....

"Dandi, lo tau gosip ini nggak?" tanya Gama dengan mata yang memantau yang lain agar nggak denger.

"Apa?" tanya gue dengan semangat.

"Kemarin, Tita kakak kelas IPS tiga ngelabrak dela anak IPA empat." 

"Serius? Emangnya kenapa?!"

"Biasalah, Dela itu 'kan suka ngerebut pacar orang." Gama sambil mengatur gerakan mulutnya dengan baik dan benar. Hahaha...

"Ups....ups," tanggapan gue untuk menyinggung.

"Btw, kemarin waktu lo kesurupan, lo ngerontak-ngerontak kuat banget, sampai-sampai tangan gue lo cakar!" lanjut gama.

"Oh, iya?"

"Iyah..."

"Assalamualaikum,"  tanpa sadar guru jam pertama udah ada. Nanggung banget padahal ada asik-asiknya.

•••••

"Aduh.. ini cara buatnya gimana, ya?" tanya gue ke Gama. Pelajaran Matematika kali ini gue nggak ngerti—eettss... sorry maksudnya gue selalu nggak ngerti.

"Apanya?" tanya Gama karena liat gue ngeluh dari tadi.

"Coba lo lihat, kenapa hasilnya -8? Terus ini, satu dapat dari mana?"

Setelah itu Gama langsung jelasin ke gue bagaimana penyelesaian, saat gama lagi jelasin tiba-tiba..

"Serius sekali," gue nggak tau itu siapa.

"Bacot!" jawab gue ketus tanpa memperdulikan siapapun dia.

"Udah dibantu jelasin malah ngoceh lagi!" Gama jadi marah gara-gara dia pikir gue ngoceh ke dia padahal gue ngoceh ke Hendrick.

Ervaring Met HendrickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang