prat 3

3 0 0
                                    

Di dalam ku rabahkan tubuh ku di kasur kesayangan gue ,dan memejamkan mata gue hingga gue tertidur .

Tifani tunggu jangan lari lari suci capek tifani. Tifani dan gue pun berdiri di pinggir jalan untuk mengatur napas kita yang tak beraturan akibat dari bekari lari tadi. Dan tiba tiba mobil melaju dengan kecepatan yang tidak maksimal dengan pintu mobil yang terbuka hingga membuat tubuh tifani terhuyung ke aspal . aku yang kaget pun berlari ke tengah jalan raya itu,tifani...tifani kenapa tifani bangun tifani jangan tinggalin suci .orang tua ku yang mendengar tabrakan itu pun keluar dari rumah.

Dan berlari menuju tempat kami,bunda yang melihat itupun berteriak sekencang mungkin akibat kaget,aaaaaa tifani kamu kenapa sayang .
Siapa yang melakukan ini ??? Kata ayah ku.
Pengendara mobil itu pun menunjuk aku,maaf tuan yoya saya tadi lagi ngebdarain mobil tiba tiba anak ini mendorong dia ke jalan dan sayapun mencoba merem dengan sekencang mungkin dan itu tidak bisa al hasil dia ketabrak.
Ayah dan bunda ku melihat ku dengan kilatan kemarahan "enggak yah enggak bun ooom ini " belum selesai ku berucap namun bunda telah menampar ku dengan keras " dasar pembunuh"
Sudah bunda jangan urus anak itu lebih baik kita bawak tifani kerumah sakit . ayah pun mengambil mobil di garasi dan membawa tifani kerumah sakit dan meninggalkan ku seorang diri di sini. sedangkan om tadi sudah pergi yang kuyakini pasti melarikan diri.

Aku pun berlari ke kamar dengan air mata yang membasahi pipi ku. Kenapa kenapa bunda tampar suci ,kenapa mereka berdua gak percaya sama suci ,kenapa??? Kenapa??? ,batin ku berkata.

Dua hari telah berlalu dengan ke adaan perut yang kosong.tak ada makanan yang tersaji di meja makan,gue pun Hannya pergi ke lemari kulkas tak ada makanan yang dapat kumakan . hanya aja ada makanan kaleng,aku sama sekali tak bisa nembukannya.
Gue pun terduduk di bawah kulkas dan menangis,bunda hik hik hik suci hik hik laaa perr . mapain kamu duduk disini dasar pembunuh,pergi kau jangan berada di dapur ku najis tau.
Bundaaaa suci gak pembunuh hik hik suci hik hik laperrr.
Apa kau bilang laper cari makan sendiri dan jangan sekali kali kau panggil aku dengan sebutan bunda,bunda gak sudi punya anak seperti kamu ingat itu.sudah sana kau pergi saya mau membuat makanan untuk suamiku,pergi sana.

"Bunda hik hik tapi suci laper hik hik".sudah sana kau pergi dasar pembunuh sudah kubilang aku tak peduli.bunda pun menyerek ke luar dari dapur," kau hanya merusak pemandangan ku dasar pembunuh.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidup KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang