Part 3

3 0 0
                                    

Keesokan harinya, dimeja makan terdapat satu keluarga lengkap tengah menyantap sarapan. Hanya ada suara denting sendok yang mengisi ruangan itu disaat seperti ini.

"Kakak, anterin Letta ya." Ucap Letta setelah menghabiskan makanannya.

"Anterin kemana?" Tanya sang kakak.

"Main .."

"Tuh ma, pa, denger sendiri. Masa hari sekolah malah main-main." Ucap Andra geleng-geleng kepala, mengadu pada papa dan mama nya. Dan langsung mendapatkan pukulan sendok dikepalanya.

"Tuh kan gak sopan banget sama kakak sendiri." Adu Andra lagi.

"Ih kakak!!!! Mama liat itu kak Andra nyebelin banget!" Ucap Letta manja dan melipat kedua tangannya didada. Memajukan bibirnya seakan memang sedang kesal.

"Udah-udah, kalian ini gak bisa apa ya gak berantem sehari aja?!" Lerai sang Mama.

"Gak apa-apa kali Ma, biar rame ini rumah." Sela Sang Kepala keluarga.

"Papa apa-apaan si, bukannya misahin malah sama aja. Udah sana berangkat kerja. Kakak, kamu anterin adik kamu dulu ke sekolah. Gak ada penolakan!" Titah sang Mama, yang tak terbantahkan. Bahu Andra seketika merosot dan mengangguk pasrah.

"Yeay!!! Aku menang!! Yeyeyeye" Ucap Letta sambil menggoyangkan badannya kekanan dan kekiri.

"Kamu lagi dek! Udah gede masih aja kaya anak TK. Buruan berangkat!" Bentak sang Mama, yang dibentak hanya nyengir dan langsung berpamitan pada Mamanya.

"Berangkat dulu Ma, Pa. Assalamualaikum." Ucap Andra dan Letta bersamaan.

"Waalaikumsalam." Jawab kedua orang tuanya.

----

Saat sudah dijalan menuju sekolah, Andra menasehati adiknya.

"Kalo disekolah gak usah nangis, malu sama umur." Ucap Andra. Tunggu, ini bukan nasehat, ini terdengar seperti .. ejekan. Hmm

"Brisik!" Bentak Letta dan mencubit lengan kakaknya yang sedang menyetir. Yang dicubit hanya mengaduh dan tergelak.

Ditengah perjalanan, Andra melihat seorang pemuda berpakaian seragam SMA yang sama dengan adiknya tengah membenarkan motor yang mogok dipinggir jalan. Mungkin motornya? Andra pun langsung menghampiri pemuda tersebut.

"Weh Bray! Kenapa tuh motornya?" Tanya Andra pada pemuda tersebut. Letta yang mendengar kakaknya sedang berbicara dengan seseorang pun hanya meliriknya sekilas dan kembali pada pandangan luar jendela.

"Oh ini bang, mogok. Ngambek udah kayak cewek aja." Kekeh pemuda tersebut. Andra pun berpikir sesaat.

"Lo bareng gue aja, nanti motor Lo biar karyawan gue yang urus. Tenang, gue gak bakal nyuri motor Lo. Kebetulan Lo kayaknya satu sekolah sama adik gue." Ucap Andra dan melirik Letta yang sedang asik dengan ponselnya.

"Gak apa-apa emang bang?" Tanya pemuda itu dan sedikit melirik ke arah Letta.

"Gak apa-apa lah, santai aja. Ya kan dek?" Tanya Andra meminta persetujuan pada Letta.

"Udah ah bawel, buruan aja sih. Hampir telat ini." Sinis Letta masih sibuk dengan benda persegi ditangannya.

"Yaudah kalo gitu, masuk." Suruh nya pada pemuda itu.

Saat sudah masuk didalam mobil, Andra bertanya pada pemuda dibelakang nya.

"Nama Lo siapa?" Tanya Andra.

"Gue Gavin bang."

"Lo kenal dia gak Ta?" Tanyanya pada Letta, sesaat Letta melirik spion dan menggeleng.

"Gak tau, gak famous kali dia." Jawabnya asal.

"Lo ya kalo ngemeng." Ucap Andra memeringati Letta, takut kelepasan keterlaluan. Gavin hanya tersenyum menanggapi.

"Ahelah becanda doang kak, tapi beneran gue gak kenal. Mungkin dia kenal gue?"

"Sok terkenal banget Lo bocil." Ucap Andra sambil menoyor kepala Letta.

"Iya gue kenal Lo, Lo Arletta si anak emas itu kan? Yang kemaren berantem didepan kelas sama mantannya." Ucap Gavin dan tersenyum meremehkan. Begitu juga Andra, dia langsung tergelak, dan Letta hanya tersenyum kecut.

"Bisa gak? Kalimat terakhir gak usah Lo ucapin." Sinis Letta.

"Woahahahahah, kalah telak Lo Ta!" Ucap Andra masih belum menghentikan tawanya.

----

Setelah sampai didepan gerbang sekolah, Gavin dan Letta turun kemudian pamit kepada Andra.

"Makasih ya bang." Ucap Gavin pada Andra.

"Yoi sama-sama, yaudah kalian masuk sana."

"Assalamualaikum kak." Pamit Letta.

"Assalamualaikum bang". Pamit Gavin menyalami Andra.

Letta yang melihat itupun langsung menggerutu dalam hati.

Sok deket banget, siapa sih nih cowok? . Batinnya berkata.

"Waalaikumsalam" jawab Andra dan langsung menginjak gas nya, berlalu dari hadapan dua murid SMA ini.

Letta pun meninggalkan Gavin yang masih berdiri digerbang. Sesaat kemudian Gavin menyamai langkahnya dengan Letta.

"Ta, kelas bareng yok?" Ajak Gavin.

"Sama Lo? Ogah." Tolak Letta, masih berjalan santai menuju kelasnya.

"Yaudah nanti jam istirahat gue jemput Lo ke kelas, gue traktir Lo makan, sebagai ucapan terimakasih. Gue duluan." Pamit Gavin, menepuk punggung Letta. Letta pun hanya mengedikkan bahu tak peduli.

Ditempat berbeda, ada seseorang yang mengamati mereka. Tangannya terkepal kuat hingga wajahnya merah padam menahan emosi.

----

Sesaat sudah dikelas, Letta langsung diserang oleh kedua sahabatnya.

"Eh Ta, Lo sama siapa tadi? Kok gue liat Lo bareng cowok keluar dari mobil Lo?" Tanya Jill.

"Ngga tau, gak kenal gue. Tadi gak sengaja ketemu dijalan, motor dia mogok. Terus kakak gue nawarin berangkat bareng."

"Eh gila Lo berdua gak kenal sama dia?!" Teriak Navya berlebihan, dan langsung mendapatkan tatapan aneh dari penghuni kelas.

"Mulut Lo Nav, bener-bener minta gue tambal pake ban tubeless, bocor benerrrrrr." Ucap Letta dan Jill hanya tergelak.

"Yaudah maap nyai. Gak sengaja kan princess. Refleks gitu.. lagian nih kalian berdua tuh kudet apa kupret? Cowok seganteng Gavin! Gavin guys Gavin OEMJI JI JI! Lo berdua tau siapa dia??" Tanya Navya pada kedua sahabatnya ini, dan yang ditanya pun hanya menggelengkan kepala seperti anak kembar. Navya hanya menepuk keningnya, payah!

"Jadi dia tuh .. cowok .."

"Yaiya tau, siapa yang bilang dia bencong?" Sela Jill yang langsung mendapatkan pukulan dikepala nya.

"Belum kelar neng, belum kelar astatang."

"Yaudah lanjottttttttt."

"Jadi dia tuh cowok populer kelas 12 IPA 1. Dia kapten basket sekolah kita, guanteng rek .. tapi emang rada gitu sih otaknya. Ehh tapi segila apapun dia gak bakal mengurangi ketampanannya. Woahhh kak Gavin." Ucap Navya berlebihan, dan membayangkan tampannya wajah bak pangeran yang dimiliki Gavin.

"Wah Lo bayangin cowok lain, gue aduin Davyan nyaho dah Lo!" Ancam Jill

"Eh jangan dong punuk onta!" cegah Navya.
"Tapi gue kenal dia juga dari Davyan, dia sekelas sama cowok gue." Ucapnya. Dan kedua temannya hanya ber-ohhh ria.

"Btw nih, kok gue sama Jill gak tau ya?" Tanya Letta lebih tepatnya kepada Navya.

"Ya Lo berdua sih, tiap hari cuma sama amang-amang tukang cilok dikantin doang." Kesal Navya dengan kedua sahabatnya ini.

Jill dan Letta pun tergelak, melihat wajah kesal Navya.

"Udah ah, dedeq bete sama kelean. Bye world." Ucap Navya sok marah yang dibuat-buat.

----

The ConquerorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang