Baru-baru ini komplek kedatangan penghuni baru. Keluarga besar, beranggotakan, sepasang orang tua, dan lima orang anak.
Mereka jadi tetangga Hyunjin, pas di sebelah rumah. Sementara Hyunjin sendiri, adalah anak tunggal, yang biasa dengan kesunyian.
Kalau pun mau ada keributan, dia biasa membuat keributan itu sendiri. Seperti memutar lagu kencang-kencang, bikin drama, atau nangis sendiri karena baca komik.
Tapi sejak kedatangan penghuni baru, Hyunjin jadi mendengar keributan yang berasal dari orang lain. Dan itu membuatnya stress, karena di jam-jam tertentu, saat ia butuh suasana tenang. Semuanya ambyar, gara-gara keluarga yang tinggal di sebelah.
Tangisan bayi, suara anak-anak yang bertengkar, ditambah suara orang dewasa yang mengomel. Hyunjin yakin itu bukan suara orang tua mereka, karena Hyunjin sudah pernah ketemu kok dengan orang tua yang punya rumah.
Jadi Hyunjin hafal suaranya.
Dari kelima anak yang tinggal di sebelah, Hyunjin hanya pernah melihat empat. Yang satunya lagi, Hyunjin belum pernah lihat. Kemungkinan besar, dia anak yang paling besar atau kecil.
Yang paling membuat Hyunjin kesal, bukan hanya suara-suara berisik dari anak-anak itu. Karena Hyunjin masih bisa memaklumi sebenarnya. Namanya juga anak-anak, pasti ada saja ulahnya.
Tapi tukang paket yang hampir setiap hari datang. Yang menyambut kehadiran tukang paket pun, malah anak-anak yang kecilnya. Mereka biasanya akan keluar rumah dengan ribut, saking senangnya menyambut paket yang datang. Tapi nanti setelah masuk ke dalam rumah, akan terdengar nada kecewa dari mereka, karena ternyata paket itu bukan milik mereka.
Katanya itu kosmetik. Dari samar-samar suara yang Hyunjin dengar.
Hyunjin jadi penasaram, siapa sih yang sebenarnya suka belanja online kosmetik itu?
Kasihan kan adik-adiknya, sudah senang-senang terima paket. Ternyata bukan paket mereka. Hampir setiap hari pula dia belanja, emangnya gak kasian sama tukang paket yang bolak-balik ke rumahnya? Sampai hampir tengah malam pun, tukang paket pernah datang loh.
Mengganggu juga, jujur saja.
•••
Klontang, klanting. Suara-suara keluar dari Hyunjin yang sedang mengotak-atik motornya. Tak lama suara keributan dari rumah sebelah menimpali.
Hyunjin pun menolehkan kepalanya ke arah rumah di sebelah kanannya itu. Tiga orang anak, tampak keluar dari rumah, dengan seragam sekolah yang rapih membalut tubuh mereka. Ditambah ada ransel besar yang mereka kenakan di punggung.
Hyunjin otomatis berdiri, untuk menyapa orang tua mereka yang juga keluar rumah.
"Mau sekolah?" tanya Hyunjin sembari tersenyum.
"Iya, liburannya kan udah selesai." Balas Ibu dari ketiga anak itu.
"Tapi kok bawa tas besar gitu?"
"Soalnya mereka mau asrama."
Hyunjin seketika terkejut. "Oh, sekolah asrama?"
"Iya. Habis kalau gak asrama susah diatur. Kakaknya juga stress katanya, gak bisa kerja, soalnya pada ribut. Anak laki-laki sih, ada aja tingkahnya."
Hyunjin menganggukan kepalanya mengerti.
"Berarti di rumah tinggal Kakak-Kakaknya aja?" tanya Hyunjin.
"Iya. Yang satu juga bakal sekolah, cuman gak asrama."
Hyunjin kembali mengangguk-angguk. "Ini Bapak mau nganter mereka ya?"
"Iya, nanti habis nganter langsung berangkat kerja."
"Oh gitu. Hati-hati ya di jalan, semanget sekolahnya." Kata Hyunjin pada ketiga anak laki-laki yang sebelumnya sedang merengek tidak mau sekolah pada Ibu dan Ayah mereka.
Ketiga anak itu pun, setelah berhasil dibujuk. Memasuki mobil yang sudah selesai dipanaskan Ayah mereka, Hyunjin masih mengamati keluarga itu, di halaman rumahnya.
Sampai akhirnya mobil itu pun pergi, Hyunjin pun melambaikan tangan pada anak-anak itu, yang duluan melambaikan tangan pada Hyunjin.
Nakal sih, tapi jujur saja, mereka manis. Batin Hyunjin.
Ibu anak-anak itu pun pamit mau masuk kembali ke dalam rumah pada Hyunjin. Dan baru beberapa menit si Ibu masuk rumah, sebuah motor dengan kantung besar di joknya, juga menggunakan jaket merah, berhenti di depan rumah tersebut.
Ekspresi Hyunjin langsung berubah datar.
"Permisi! Paket!"
"Sebentar!" teriak sebuah suara dari dalam.
Karena anak-anak yang biasanya mengambil paket sekolah, Hyunjin yakin yang sekarang akan mengambil paketnya, adalah tersangka yang sering mendatangkan tukang paket ke rumahnya itu.
Cklek. Hyunjin langsung dengan sigap memasang penglihatannya baik-baik, begitu pintu rumah terbuka. Seorang gadis dengan penampilan berantakan, keluar dari rumah.
Celana pendek, longgar, selutut, serta kaos oblong polos membalut tubuhnya. Sementara rambut pendeknya acak-acakan tidak karuan. Kacamata pun bertengger di tulang hidungnya.
"Ana ya Pak?" tanya gadis itu.
"Iya," balas tukang paket itu.
"Woy! Belanja online mulu!" teriak Hyunjin tiba-tiba. Ia sudah tidak bisa menahan rupanya, untuk tidak meluapkan kekesalannya.
Gadis itu menatap Hyunjin dengan sebelah alis yang terangkat.
"Apaan sih? Lo tuh, motor aja! Berisik tau!" seru gadis itu.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Paket & Bensin | H. Hyunjin ✔
Fiksi PenggemarAna, si cewek yang hobi belanja online, dan Hyunjin, cowok pecinta motor. °start. 22.08.19