Perjuangan Menuju Kesenangan

※5 Kehidupan Sebenarnya

    Bismillah. Kuusahakan agar selalu mengawali sesuatu dengan nama Allah sang Rob Yang Maha Segalanya. Karena, tanpanya kita hanya ibarat butiran debu.

    Ternyata inilah hidup yang sebenarnya, hidup yang ternyata tak semudah yg kita impikan dan kita bayangkan. Setelah ku lulus SMK barulah ku sadar apa itu hidup. Penuh cobaan, penuh kesulitan.

    Awal ku lulus sekolah awalnya aku senang sudah bisa bekerja meski hanya serabutan. Aku bisa mendapatkan pekerjaan sebagai buruh harian lepas di sebuah Instasi Perusahaan yang bergerak di produksi pembuatan sabun deterjen.

    Tapi ternyata aku salah mengira, ternyata pekerjaannya tidak sesuai dengan pekerjaan pada umumnya. Pekerjaan ini terbilang terlalu berat. Kerja dengan waktu 12 jam dan gaji atau upahnya gak seberapa. Posisi pun hanya cadangan jadi hanya menggantikan orang-orang yang tidak masuk. Jika masuk semua ya terpaksa dengan bersedih hati aku pulang. Dengan hati yang kecewa kadang aku berfikir, ternyata hidup begitu berat ya... Dulu aku terlalu saat sekolah terlalu meremehkan setelah lulus aku berkata inilah dan itulah. Tapi setelah kurasakan kenyataannya sekarang, ternyata tidak semanis apa yg dulu pernah kuucap dulu semasaku sekolah.

    Dan kini aku berhenti bekerja di pabrik sabun itu, karena tubuh ini rasanya sudah tidak kuat setelah 3 bulan kujalani bekerja disitu tapi tiada perubahan, malah justru menambah beban keluarga. Aku mau mencara pekerjaan yg lebih baik dan tidak terlalu berat dengan gaji yang normal tidak seperti di pabrik sabun itu.

    Dan sambil Aku mencari pekerjaan yang sesuai, aku menjadi driver ojek online, untuk mencari pegangan-pegangan uang untuk biaya hidup ini.

    Maaf dan terimakasih pabrik sabun, telah memberiku pekerjaan. Jadi, aku tidak terlihat bengong dian di rumah saja. Tapi ya namanya manusia ingin hidupnya lebih baik lagi. Jadi, semoga aku bisa dapat kerja yang lebih baik lagi. Aamiin.

"Jangan pernah remehkan apapun itu. Karena, saat kau meremehkan sesuatu justru kaulah yang justru sedang diremehkan."