Kicauan burung mugpie membangunkan Taehyung dari mimpinya. Mengerjap lambat beberapa kali, sebelum netranya menangkap sosok pemuda pucat bertumpu pada pagar beranda.
Oh, Taehyung baru ingat. Mereka tidur bersama semalam. Melirik ke bagian bawah tubuhnya yang tertutup selimut, memakai boxer hitam.
Menegakkan badan untuk melakukan peregangan ringan. Turun dari ranjang dan melangkah perlahan ke arah beranda. Hazelnya memperhatikan tubuh Jungkook dari belakang.
Hot. Taehyung mengakuinya.
Jungkook shirtless, hanya memakai sweatpant kelabu yang talinya dibiarkan menggantung. Jemarinya menjepit selinting rokok, sesekali menghisapnya sebelum kembali dihembuskan. Menciptakan aroma tembakau yang khas.
Pemuda Jeon itu memang sama sekali tidak terlihat seperti orang benar. Lebih seperti preman. Tubuhnya kekar dan terdapat banyak bekas luka di kulit putihnya. Taehyung tahu betul jika semalam Jungkook sangat kesakitan dibalik kenikmatannya. Selain itu yang pertama, Jungkook juga belum sembuh.
Perban di bisep kiri Jungkook bahkan terlihat bercak darah yang merembes, menegaskan jika lukanya kembali terbuka.
"Spine tattoo nya keren."
Taehyung terkesiap, tapi buru-buru menetralkan sikapnya. Dilihatnya Jungkook yang menghisap nikotin, lalu mendesis dengan asap tembakau yang keluar dari sela geliginya. Kemudian meremas rokok yang telah seukuran kelingking itu tanpa terlihat banyak kesakitan. Membuangnya begitu saja ke lantai beranda.
"Kau melihat tato ku? Ku pikir semalam tidak ada gaya yang membuatmu dapat melihat punggungku."
Jungkook membalikkan tubuhnya, memperlihatkan abs yang tercetak panas disana. Angin kencang kembali bertiup, dan rambut gondrong berbelah tengah itu berkibar hingga menjadi tak karuan.
Semakin panas.
Tapi Taehyung tidak tertarik.
"Kau tidur memunggungiku." jawabnya. Netranya tak bisa berhenti memandang pahatan sempurna milik Kim Taehyung. Terlalu tampan untuk dikatakan sebagai manusia. Tinggi mereka sama, sehingga Jungkook bisa melihat jelas sosok magical dihadapannya hingga puas.
Tubuh Taehyung memang lebih ramping darinya, tapi ia bisa melihat abs halus yang mulai terbentuk. Yakin demi muka licin Yoongi, Taehyung malas berolahraga. Hanya makan sehat mengingat setelah bangun tidur ia ke dapur yang hanya ada oatmeal, kacang-kacangan, yoghurt, dan makanan sehat lain yang dibenci Jungkook.
McDonald's memang terbaik.
"Kau mau membuatnya juga?"
"Apa?"
"Tato."
Kening Jungkook mengernyit. "Kenapa berpikir aku ingin?"
Sedangkan Taehyung mengangkat bahu dengan bibirnya yang mencebik. "Kau terlihat menyukainya."
"Kalau aku suka, apa berarti harus mempunyainya?"
Taehyung memutar bola matanya malas. Bersidekap hingga otot bisepnya yang awalnya samar kini semakin terlihat jelas. Sangat keras dan kencang. "Tidak. Tapi harus berusaha mempunyainya."
"Kalau aku suka padamu, maka aku harus berusaha memilikimu?"
Kamar Taehyung menjadi sedingin kutub utara. Apalagi keadaan mereka yang hanya dilapisi sepotong pakaian.
"Jangan melebihi batas, Jeon. Kita hanya berada dalam bisnis." jawab Taehyung sembari mendatarkan pandangannya, memilih memutar tubuh untuk mandi pagi. Otaknya butuh pendinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPITOME: LUNISOLAR [TAEKOOK/VKOOK]
FanfictionHe is the strongest, and the weakest person. Ketika pria paling kuat hancur, ia tidak sanggup menangis . - EPITOME: LUNISOLAR Bahasa - Kim Taehyung x Jeon Jungkook