"Cantik."
Ini kedua kalinya Taehyung ke rumah Seokjin, tapi ia tetap tidak bisa berhenti mengagumi keindahan halaman belakangnya. Tebing yang menghadap ke lautan? Kau bercanda.
"Siapa? Aku?"
Taehyung mengernyit. Sejak kapan pemuda bongsor di sampingnya ini begitu percaya diri? "Eoh. Kau cantik, puas?" sarkas Taehyung disusul tawa renyah keduanya.
"Pasti ada alasan khusus kenapa kau kemari, kan?" Jungkook memutar-mutar rumput yang dicabutnya barusan.
Ingin sekali Taehyung menggelengkan kepalanya, tapi kenapa ada gengsi? Kenapa gengsinya muncul tiba-tiba? Ah, masa bodoh. "Kau tidak menjawab panggilan dan pesanku."
"Ini belum sehari, hyung."
"Kau juga tidak ada di rumah."
Perut Jungkook seketika tergelitik. "Rumah? Jangan bercanda." kekehnya hambar.
"Apa maksudmu?" Taehyung mengernyit, mengarahkan tubuhnya pada Jungkook dan menatapnya serius.
"Tidak ada yang bisa disebut rumah untukku, oke?"
Hembusan angin dingin menemani keheningan mereka. Beberapa burung camar juga mampir sejenak di pinggir tebing sebelum kembali berkumpul dengan kawanannya di atas langit.
Taehyung mengambil beberapa helai rambut panjang Jungkook. Memutarnya dan meletakkannya di balik telinga pemuda kelinci itu. "Kenapa kau berpikir seperti itu?"
Jungkook tidak begitu terkejut dengan perilaku Taehyung. Malah, ia sedikit menikmatinya. "Itu bukanlah pikiranku, tapi sebuah kenyataan."
Jemari langsing berhenti menyisir surai kelam Jungkook. Manik madunya menelisik ekspresi yang ditampakkan kelinci kesayangannya. "Hey." Panggilnya pelan.
Jungkook melirik Taehyung, menaikkan kedua alisnya.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, tapi kau harus tahu bahwa family adalah rumahmu. Kau bisa mengadu apapun pada kami." jelas Taehyung. Raut wajahnya sedikit terlihat khawatir.
Jungkook mengangkat sedikit salah satu sudut biburnya. Miris.
Belaian Taehyung bergerak ke pelipis Jungkook. Mengelusnya pelan dan membiarkan Jungkook menutup matanya sejenak.
"Atau, jangan family. Katakan itu aku. Aku yang akan menjadi rumahmu."
.
Sudah 2 jam perjalanan, dan Jungkook masih sibuk melamun di dalam mobil Namjoon. Ia pergi dengan Taehyung dan meninggalkan Namjoon dengan mobilnya yang lain di rumah Seokjin. Tampaknya kepala family itu menginap disana.
"Ingat, kau bisa mengatakan apapun yang ada dalam pikiranmu padaku, Jeon."
Ingin sekali rasanya Jungkook tertawa. Sebebas apa dirinya untuk bercerita dengan salah satu anggota kriminal kelas kakap?
Bahkan ia masih tidak yakin kenapa mau saja ikut dengan Taehyung. Mungkin kali ini Taehyung tidak bertanya mengapa Jungkook tidak ingin kembali ke kediaman family, tapi bagaimana nantinya?
"Naengmyeon?
"Heum?"
"Ingin makan naengmyeon?"
Jungkook mengerjapkan matanya. Ia tidak sempat menjawab, namun mobil yang mereka tumpangi telah berhenti di depan salah satu rumah makan yang terlihat ramai.
"Ini musim dingin dan kau ingin makan mie dingin?"
Taehyung mengangguk sambil membuka seatbelt nya. "Ayo turun, rasanya tidak akan mengecewakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
EPITOME: LUNISOLAR [TAEKOOK/VKOOK]
FanfictionHe is the strongest, and the weakest person. Ketika pria paling kuat hancur, ia tidak sanggup menangis . - EPITOME: LUNISOLAR Bahasa - Kim Taehyung x Jeon Jungkook