ke jujuran

32 1 0
                                    

Firman memandang dan tersenyum melihat wanita di samping nya tertidur pulas.
Namun suara Gerungan motor membuat Nia terbangun dengan tiba-tiba.

" Kita dimana?"

" Masih macet yah!"

" Kau siapa?" Nia berlaga amnesia

" Aku orang yang akan membunuh mu jika kita tidak keluar sekarang juga" firman berlaga akan mencekik Nia.

" Apaan sih, bercandanya gak asik" mengerucut kan bibir dan keluar mobil.

" Lah, Dimas kok disini!"

" Eh, teh sudah pulang mamah sama ayah baru mau nengok ke rumah sakit" sebelum Dimas menjawab mamah Nia menghampiri.

" Nia gak papa mah!" Nia Memeluk rindu.

Didalam rumah ayah menjelaskan kan semua yang mereka alami semalam.

" firman ngajak kami tinggal dulu di rumah kalian gak papa kan?"

"Semalam hujan deras kamu tau kan atap rumah kita itu bobol jadi banjir sekarang sedang di perbaiki"

" Untung suami kamu sigap dia langsung nyuruh kakak ipar mu jemput kami ke rumah ini!"

Nia membeku seketika mendengar kemalangan yang menimpa orang tua nya. ia sadar ia sudah salah paham pada suaminya dan sekarang ia merasa bersalah.

***
Nia masih mematung di kasur menahan tangisnya.
Firman yang melihat itu menghampiri nya dan mengusap punggung istrinya dengan lembut.

" Maaf" Nia memandang lekat wajah suaminya.

"Untuk apa?"

" Semua nya!" Kini mata Meraka saling beradu.

" Kamu pasti lelah"

" Kau sudah ke hilang kakek mu tunangan mu Bahkan sekarang kau harus memikul beban keluarga ku"

Dengan tidak sadar Nia merangkul suaminya dan menangis di dalam pelukan nya,,,,,

" Sudah lah kau adalah istri ku!"

" orang tuamu juga orang tua ku sekarang"

" Jadi aku bertanggung jawab juga atas merekah"

Mendengar jawaban dari suaminya
Nia medongkah kan kepalanya menatap lekang wajah suaminya sambil tersenyum.

Isi hati Nia

Tuhan terimakasih kau telah mengirimkan aku seseorang yang benar benar tepat di waktu yang benar benar tepat.
Apapun yang kami alami nanti izin kan aku tetap mendampingi nya sampai kau yang memisahkan kan kami berdua.

Dengan tulus firman membalas senyuman nia dan tampak sadar keduanya tenggelam dalam suasana dan mendekatkan wajah mereka masing hingga tatapan Meraka serasa tanpa jarak.

" Teh udah selesai mandi belum ayah dah nunggu di buat sholat berjamaah tuh" gedoran pintu dari Dimas membuat kedunya tersadar dan melepaskan pelukannya masing masing.

"Iya "

"Waktu mepet abis sholat magrib aja kita mandinya" kata kata firman membuat Nia menganga.

" Maksudnya nanti kita gantian"

" Oh,,,,"

" Jangan mikir yang aneh aneh deh kita belum sah secara hukum"

"Yang mikir aneh aneh siapa?"

" Tapi kita dah sah dalam agama"

" Aku belum tau apa aku bisa menerima mu atau tidak sebelum aku menemukan Rania"

Takdir Yang SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang