keputusan yang baik

16 1 0
                                    

POV nia

Sepanjang jalan aku mengis pedih seperti teriris aku bukan saja mencoba untuk jatuh cinta pada nya tapi ini sudah terlalu dalam. Haruskah aku menyerah? bukan saja karena menerima kenyataan bahwa suami ku mencintai wanita lain tapi aku harus menerima kenyataan dari mulut orang lain bahwa aku adalah madu nya yang bahkan tak di inginkan oleh suami ku sendiri.

" Nia ....." Suara itu menyapa di belakang ku ketika aku hendak membuka pintu kamar ku.
"Sudah pulang"
"Iya.....aku capek" ku tutup pintu segera tak ingin ia mengetahui keadaan ku yang sedang kacau seperti ini.
Haruskah menanyakan kebenaran itu dari mulut suami ku? Tapi aku terlalu takut, takut itu benar nyata.
aku akan menenangkan diri ku dulu untuk kali ini.

***

POV Firman
Sejak tadi malam entah mengapa Nia selau menghindar pada ku dan itu membuat ku tidak nyaman.
" Kamu tidak papa?" Nia hanya menggeleng lemas menjawab pertanyaan ku,wajah nya pucat. Ketika ku hampiri ia malah berdiri.
" Aku akan berangkat kerja sendiri!"
" Kenapa? emang kamu sudah......?"
" Aku sudah apal jalan kok lagian aku kangen sama mamah aku akan menginap diasanah sehari,dua hari bolehkah?"
" Kalau hanya ingin nginap di sana aku bisa mengantar mu"
" Tidak usah repot-repot"
" Ak......u"
" Mana kunci nya?" Dengan berat hati dan heran aku memberikan kunci motor ku dan membiarkannya berlalu.
Ini sudah hari ke dua Nia tidak pulang aku tau dia menginap di rumah orang tua nya. tapi dia tak pernah sekalipun menghubungi ku.
Ada perasaan entah mengapa aku seperti kehilangan. rindu,mukinkah aku mulai merindukannya. Sikap jahilnya,manjanya, ekspresi wajah cemberut nya. selau muncul ketika aku diam di memandang menuju tempat yang biasa ia tempati. Aku jatuh cinta mana mungkin? Kami bahkan baru bersama 2 bulan lebih aku sudah merasakan hal seperti ini apa kabar dengan Rania? Aku harus secepatnya mengambil keputusan dan seperti aku tau apa yang akan aku lakukan, aku tak akan pernah melepaskan nya!
Tiba-tiba suara ponsel membuyarkan lamunan ku.
" Hallo, assalamualaikum"
" Waalakumusalam, pak orang itu sudah menemukan Rania"
" Apa? Dimana dia sekarang?"
" Sebaiknya bapak kemari!"
" Baiklah aku akan segera ke sana."

***
Suadah dua hari Nia menginap di rumah orangtuanya. Ia merasa nyaman apalagi rumah ya kini sudah di perbaiki. ia jadi semakin tidak ingin pulang ke rumahnya, rasa hangat selalu tercipta di rumah itu sangat berbeda dengan rumah nya yang selalu terasa dingin, karena walaupun ia tinggal berdua dengan suami nya ia merasa hanya sendiri.
" Teh, kok pulang kesini,suami mu tau?
" Teteh udah minta izin ko yah" Nia berencana tinggal di sana selama satu Minggu karena suaminya bahkan tidak menayakan kabar nya sama sekalih. sudah di pastikan suaminya tidak pernah perduli sedikitpun pada nya.
" Ya sudah terserah lah dua Minggu lagi juga mungkin kita akan bercerai, aku benar-benar tidak bisa mendapatkan hatinya. Lebih baik aku di sini sampai surat kontrak itu habis masa,aku tidak sanggup lagi, aku menyerah." Pikirnya.
Nia langsung mengurung diri di kamar ia tidak mau Ayah nya sampai melihat nya menangis.

***
POV Nia

Tok....tok..... Tok......baru aku mau beranjak dari tempat tidur ku hendak membersihkan diri ku yang terlihat sangat kacau. terdengar suara ketukan lembut dari arah pintu kamar membuat aku yang sudah membuka sebagian pakaian atasan ku dengan cepat melilitkan handuk ku dan berbalik arah untuk membuka pintu.

"Apa sih mah teteh mau.....!" Kata-kata ku terhenti seketika,mata ku membulat penuh saat melihat ternyata orang yang mengetuk pintu adalah suami ku saat tersadar dengan keadaan ku aku langsung menutup pintu kembali.
" Mas,ka...mu kok gak bi...lang mau kesini?"kepanikan membuat aku tiba-tiba gagap.
"Aku mau bicara sebentar boleh?"
" Aku mau mandi, nanti kalau sudah selesai aku akan keluar!" Dengan segara aku menuju kamar mandi.
Selesai mandi aku merapikan penampilan ku di depan cermin dan langsung keluar. apa hendak dikata, mataku sisa menangis tadi sembab itu membuat ku harus mencari alasan. kejadian tadi juga membuat ku canggung bagaimana bisa aku mengira ia adalah ibu ku dan......

Takdir Yang SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang