[1] Nadeleine

167 23 40
                                    

1

Nadeleine: Quoiqu'l arrive, nous avons toujours le choix

(Secercah harapan: Apapun yang terjadi, kita selalu punya pilihan)


------- Je T'aime -------

Winter in December, 2019


Suara bising menghinggap di satu sudut ibukota, pada kegelapan malam yang temaram di musim dingin.

Seolah tak peduli pada suhu dan bongkahan es di luar, nyatanya suasana di dalam begitu hangat.

Tubuh yang meliuk mengikuti alunan musik, suguhan sang aktor utama penghangat tubuh yang dinamakan minuman nikmat nan memabukkan, serta banyak aktivitas lain di dalam bangunan itu.

Kehangatan itulah yang menjadi magnet seorang Kim Taehyung untuk ikut bergumul di dalam sana.Menatap suasana sekitar yang ramai dan menghibur, tidak seperti satu tempat sepi yang familiar baginya. Begitu berbeda. Sangat berbanding terbalik. Dan rasa bosan Taehyung membawanya untuk memasuki tempat ini.

Meski kegiatannya selama lima belas menit ini hanya memutar-mutar gelas sambil netranya berkeliling mengedar setiap keramaian, tak jarang bibirnya menyunggingkan seulas senyum menikmati pemandangan yang tersaji di depan mata.

Taehyung tak bersambat barang secuilpun kata.

Setiap ada seorang wanita yang mendekat, dia hanya akan menggeleng serta mengusirnya yang baginya kelewat halus meski lewat gerakan tangan.

Presensinya di sana saja sudah cukup, tak lebih. Hanya duduk ditemani dengan segelas minuman alkohol yang selalu berganti sudah membuatnya mampu melupakan beban pikirnya, walau sejenak. Meski ya minuman itu tak akan sampai mengalir di kerongkongannya.

Taehyung itu memang cuek, kelewat cuek, tak peduli akan pandangan beberapa orang yang memandanginya.

Hanya satu tujuannya datang kesana, dan itu sama sekali tidak tertulis untuk meladeni tanggapan orang lain terhadapnya, terutama terhadap penampilannya yang memang menjadi fokus utama mata orang-orang tadi.

Celana bahan garis-garis khas salah satu rumah sakit besar di ibukota, dipadu dengan hoodie hitam yang menutupi pakaian pasien bagian atasnya.

Pemuda 22 tahun itu hanya terus diam di tempat, sesekali mengangguk-angguk mengikuti irama musik. Jangan lupakan bilah bibir pucatnya yang terbuka, seperti bergumam namun nyatanya dia sedang ikut menyanyikan lirik dari lagu yang kebetulan dia tahu diputar oleh dj.

Sebuah getaran yang berasal dari saku jaketnya berhasil membawa atensinya pada benda persegi panjang yang dengan cepat sudah berpindah di genggamannya. Tak berapa lama dia sentuh ikon hijau yang langsung terhubung dengan seseorang di seberang sana.

"Kenapa kau kabur? Ada dimana kau sekarang?"

Taehyung memutar bola matanya, merasa jengah dengan pertanyaan kelewat membosankan yang hampir selalu dia dengar.

"Sudah kubilang aku tidak kabur, hanya sedang ingin keluar."

"Alibi. Kalau bukan kabur apa namanya jika kau sama sekali tidak mengabariku. Tidak diberikan izin oleh dokter yang merawatmu sama saja kau sedang menjadi buronan rumah sakit sekarang."

Taehyung tak peduli dan memilih memundurkan ponselnya sejenak dari telinganya, menatap jengah ke arah ponsel seakan-akan ia sedang berbicara dengan ponselnya.

Je T'aime : C'est La VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang