Udara sejuk pagi ini seharusnya menjadi hari yang membawa semangat dan keceriaan pada siapa saja. Namun berbeda dengan Safira dia amat gugup kali ini.
Hari ini adalah hari pertama bagi Safira untuk sekolah di kota ini. Kini Safira menduduki bangku kelas 11 SMA atau kelas 2 SMA. Memang cukup menegangkan tapi Ulfa harus berusaha untuk bisa mulai membiasakan sekolah di sekolah baru ini.
'SMA HARAPAN' Dua kata yang tertulis di depan gerbang sekolah membuat Safira terkesan. Memang sekolah ini terlihat sangat bagus dari setiap murid yang berpakaian rapi.
Saat Safira berjalan memasuki area sekolah beriringan dengan Rudi terlihat banyak pasang mata yang melihat pada Safira. Safira sangat tidak suka jika dia harus menjadi pusat perhatian. Dianggapnya tatapan mereka adalah tatapan yang seram bagi Safira.
Akhirnya tatapan seram itu berakhir hingga Safira telah memasuki ruang Tata Usaha. Kini Rudi sedang menyerahkan beberapa berkas persyaratan milik Safira kepada pengurus TU.
Setelah selesai dengan urusan kini Safira diajak pak Radit (wali kelas Safira) menuju kelas 11 MIA 2, Kelasnya yang kini ia tempati.
Terlihat dari lingkungan sekolah ini, tak heran sekolah ini disebut sekolah elit. Dari awal gerbang hingga tiap koridor yang Safira lewati sangat bersih.
"Disini kelas kamu Safira" kata pak Radit sambil menunjuk kelas yang bertuliskan XI Science 2.
Setelah aku dan Pak Radit memasuki ruang kelas, terlihat tiap pasang mata yang melihat kearah Safira diiringi ucapan salam kepada Pak Radit, dan dijawabnya.
"Anak-anak sekarang kalian kedatangan murid baru dari jakarta" kata pak Radit sambil menunjuk Ulfa. "Bapa harap kalian baik ya sama Safira, ayo Safira perkenalkan dirimu" kata pak Radit
"E..ehh iyaa Nama Saya Ulfa Safira Precielia saya pindahan dari Jakarta" Kata Safira sangat gugup.
"Wah imut banget yaa" ucap murid laki-laki dari arah belakang dan setelahnya seisi kelas ini tertawa dan yang barengi sorak.
"Yee... Ningali nu geulis we cenghar diajar maneh mah (yee... Liat yang cantik aja semangat belajar kamu) " kata temannya menggunakan basa Sunda yang Safira sedikit paham bahasanya.
"Sudah-sudah Dito, Dede jangan aneh aneh kalian" Kata pak Radit dibarengi tawa lagi seisi kelas. "Safira kamu duduk disebelah Dila yaa" Sambil menunjuk bangku ke baris 3 paling kanan.
"Iya pak" tanpa basa basi Safira langsung menuju tempat duduk yang pak Radit tunjukan.
Aku duduk tepat disamping gadis yang manis bertuliskan nama Adila Rahma. Dia ramah, sangat ramah dia menyambutku dengan senyumnya yang sangat manis.
"Sekarang pelajaran Biologi Ulfa" ucapnya melihatku kebingungan.
"Ehh... Oh oke" kata Safira sedikit canggung.
"Gausah canggung gitu" kata dila sambil tersenyum.
Pelajaran demi pelajaran dilewati bel yang menandakan Istirahat berbunyi. Bel ini yang ditunggu tunggu.
"Hai Ulfa" kata gadis cantik berkacamata menyapaku yang kini tengah membereskan buku buku.
"Eh.. Hai juga" sapaku canggung.
"Nama aku Rindiani Azizah" kata nya sambil mengasongkan tangan untuk berjabat tangan
"Panggil aja Safira" jawab Safira sambil tersenyum.
"Oh.... Panggilannya Safira" kata Adila "Ayo kita ke kantin bareng " ajaknya.
"Oh oke" jawabku tidak mungkin menolak.
***
Terlihat sangat ramai sekali membuat kami kewalahan apa yang akan mereka beli disana. Yang akhirnya mata Safira mendapati seseorang yang dia rasa pernah dia temui saat itu.
"Safira kita beli itu aja yaa" kata Rindi sedikit berteriak.
"Oh boleh deh" sambil melihat apa yang ditunjuk Rindi.
Setelah selesai memesan makanan kami kembali mencari tempat untuk duduk. Dan akhirnya kami mendapatkan juga tempat duduk.
"Hai Ulfa" Ucap laki-laki itu yang tadi berada di kelas. Ya Dito namanya.
"Ha..."
"Safira panggilannya" jawab Adila memotong dan terlihat sewot kepada Dito.
"Oh.." kata Dito juga sangat singkat "Gimana enak?" tanya sangat membuat Safira terganggu karena ia tengah makan.
"Eh maneh mah nya kalah didieu (Eh kamu malah disini)" ucap temannya Dede yang sedari tadi mencari cari Dito.
"Eh gus ah ngaganggu wae(Eh gus ah ganggu aja)" sambil pergi dari meja Safira dan teman temannya.
"Udah emang gila dia" kata Adila sambil tertawa.
***
Kini Safira memang mulai terbiasa dengan suasana dikelasnya. Memang belum seluruhnya tapi Safira memang sudah bisa membiasakan di sekolah ini.
Hingga bel pulang berdering murid yang berhamburan keluar dan bergegas agar segera pulang. Safira bergegas menuju gerbang sekolah menunggu ayahnya menjemputnya.
"Mau bareng ga?" kata seseorang yang tepatnya berada dibelakang Safira dengan suara beratnya.
"Eh.. Pak, ngga usah ayah saya jemput kok" jawab Safira.
"Yaudah, Salam ya sama pak Rudi" kata pak Radit. Kemudian dia melajukan motornya.
***
Baca juga yaa cerita karya teman temanku
khansamaritzaa_ (love in silence)
Elsasyhml (setulus merpati)