Prolog

5 0 0
                                    

Seorang gadis tengah berjalan sendirian di bawah gerimis di sore hari,  wajah gadis tersebut sembab dan tatapan matanya menandakan kekecewaan besar namun ekspresinya datar. Langkah gadis tersebut berhenti saat kedua matanya beradu tatap dengan seorang pemuda . Mata gadis itu berkaca kaca dan meneteskan air mata bersamaan dengan gerimis yang berubah menjadi hujan. Gadis itu menangis namun pemuda yang sedang menatapnya tidak tau .

Gadis itu menarik nafas dan menghembuskannya perlahan lalu melanjutkan langkahnya masih dengan wajah yang  datar meskipun menangis. Pemuda itu tersenyum dan merentangkan kedua tangannya saat melihat gadis tersebut  berjalan ke arahnya,  namun senyumannya luntur saat gadis itu melewatinya begitu saja. Pemuda itu membalikan badannya dan menatap punggung gadis yang baru saja melewatinya.

"Valen" pemuda tersebut memanggil nama gadis tersebut. Valen menghentikan langkahnya namun tidak menoleh. "i know i'm late" suara pemuda  itu bergetar, Valen membalikan badannya  dan menatap pemuda itu kecewa.

"so... " Valen menjawab dengan suara serak dan bergetar , Valen menangis di bawah hujan namun pemuda itu tidak tahu. "i'm............
Pemuda itu diam dan Valen sungguh berharap pemuda itu akan mengatakan 'i love you'namun sepertinya takdir tidak berpihak padanya pemuda itu justru mengatakan "i'm sorry Valen", Alen tersenyum kecut , harapannya sia sia.  "so from on now forget everyting about you and me" Alen membalikan badannya dan melangkah menjauhi pemuda itu setelah mengucapkan kata kata menyakitkan itu.

Pemuda itu hanya bisa diam melihat kepergian Alen bersamaan dengan kata kata menyakitkan yang dilemparkan Alen. "and i love you Fransiska Valencia Abimanyu" lirih pemuda itu saat Alen sudah menghilang di perempatan jalan. 

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang