"Astaga! Taeyong! Apakah itu kau?" Tanya Jieun.
"Ka-kau melihatnya juga?" Tanya Shin.
Jieun hanya mengangguk ragu,samlai akhirnya Jieun ambruk,badannya terasa lemas.
Shin langsung ambil sapu dan pengki untuk membereskan kaca yang berserakan.
"Biar aku saja yang membereskannya" Ucap Jieun.
"T-tidak apa.."Sela Shin
Shin melihat sekitar untuk mengecek keberadaan Taeyong,ternyata Taeyong menghilang begitu saja.
"Jadi apa kata Taeyong benar?" Tanya Shin.
Jieun hanya terdiam tidak membantu Shin untuk membereskan serpihan kacanya lalu duduk di sofa.
"Itu semua tidak benar!" Bantah Jieun.
"Lalu mengapa kau menangis? Mukamu terkejut? Mana mungkin Taeyong bohong kepadaku!" Bentak Shin tidak kalah kencang.
"Dia itu orang yang kusukai! Mana aku tega membunuhnya!" Bentak Jieun.
"Lagipula mana mungkin Taeyong berbohong kepadaku!"-Shin
"Kalau aku membunuhnya mengapa!? Kau bukan siapa siapanya,'kan?"
"Oh jadi kau membunuhnya!" Tuduh Shin.
Jieun tidak menjawab pertanyaan Shin dan lebih memilih diam.
Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi kanan Jieun,Shin merasa sangat emosi ketika Jieun untuk kesekian kalinya lebih banyak berdiam.
"Keluar kau,sialan!" Usir Shin.
"Awas saja kau! Lihat nanti!" Ancam Jieun lalu keluar dari rumah Shin.
Kaki Shin bergetar lalu merosot kebawah,Taeyong pun kembali,Shin menangis karena semuanya benar.
"Kenapa kau menangis?" Tanya Taeyong.
"Semua benar,Jieun membunuhmu,Tae"Ucap Shin dengan nada bergetar.
"Aku bingung mengapa aku bisa menampakan diri di depan Jieun" Ucap Taeyong lalu ikut duduk di samping Shin.
Shin mengusap air matanya yang berjatuhan lalu melihat kearah Taeyong yang menatapnya sendu.
"Aku merasakan kehadiranku tak lagi lama"Ucap Taeyong.
"Jangan mengatakan seperti itu,Tae! Semakin kau mengatakan seperti itu semakin aku takut kehilanganmu!" Pekik Shin.
"Tapi itu kenyataannya,Shin! Kau tidak bisa memaksaku untuk tinggal disini! Kalaupun itu kemauanku aku akan terus berada di sampingmu,tapi kehendak berkata lain!" Ucap Taeyong.
"Setidaknya tolong pikirkan itu nanti" lirih Shin.
Taeyong memeluk Shin,walau tembus tetapi Shin masih bisa merasakan bahwa Taeyong sedang memeluknya.
"Tinggallah denganku walaupun hanya sebentar saja"
^^^
"Jadi pembunuhnya itu adalah Lee Jieun,Han Lee!! Astaga Tuhan mengapa aku baru menyadarinya sekarang!" Ucap Shin sedikit meninggikan suaranya.
"Apa!? Jieun itu orangnya baik! Mana mungkin dia melakukan perbuatan seperti itu,Shin!"Kata Han Lee sedikit tidak terima temannya dituduh sebagai pembunuh.
"Itu kenyataannya,Shin! Parahnya lagi kemarin Taeyong menampakan diri di depanku dan Jieun! Mengapa itu bisa terjadi?" Tanya Shin.
"Ah itu karena emosi yang di keluarkan Taeyong begitu besar" Jawab Han Lee.
"Ah begitu rupanya,cukup mengerikan melihat Taeyong emosi" Shin menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Harusnya aku berada disitu,pasti cukup menyenangkan" Ucap Han Lee dengan percaya diri lalu mendapatkan hadiah pukulan dari Shin.
Shin dan Han Lee tertawa lepas,lalu mereka melanjutkan pekerjaannya,sesekali mengucapkan lelucon tidak jelas.
Intinya Shin cukup terhibur sedikit dengan keberadaan sahabatnya yang setia itu.
Shin pulang diantar dengan Sehun,lalu Shin langsung masuk ke rumah dan pikiran yang sedang dituju adalah Taeyong.
Yang terpenting adalah Taeyong.
"Ah syukurlah kau masih disitu" gumam Shin melihat Taeyong yang terdiam menatap teras.
Taeyong menengok karena mendengar langkah kaki Shin lalu tersenyum hangat kepada Shin.
"Kau sudah pulang"Ucap Taeyong menghampiri Shin.
"Tentu saja,buat apa aku berlama lama di kantor tanpamu?" Tanya Shin dengan nada menggoda.
Taeyong mengecup singkat pipi Shin lalu pergi menghilang,tentu saja Shin panik karena Taeyong menghilang.
"Tae!" Panggil Shin.
Tidak ada sahutan dari Taeyong.
Lalu Shin pergi mandi,seusai mandi Shin melihat dirinya di pantulan cermin.
"Aku begitu kurus" gumam Shin.
"Melihat apa?" Tanya Taeyong dengan kepala yang menyembul di kaca cermin.
"KYAAA!!!!" Teriak Shin.
"Dasar bodoh!" Maki Shin lalu mengelus dadanya.
Taeyong terkekeh geli karena Shin berhasil terkejut oleh ulahnya.
"Sudah sudah,aku akan menyiapkan makan malam dahulu" Ucap Shin lalu Taeyong mengikuti Shin dari belakang.
.
.
.
"Jadi ini harus di rebus?" Tanya Shin.
"Aigoo,kau ingin memasak tapi tidak tahu caranya?" Tanya Taeyong sambil menggelengkan kepalanya.
"Aku takut salah!" Elak Shin.
"Baiklah,ini kau rebus dahulu telurnya,lalu kau goreng ayamnya" Perintah Taeyong.
Shin hanya mengangguk dan mengikuti perintah Taeyong.
"Andaikan aku masih hidup,aku bisa memasak semua ini dengan cepat"Batin Taeyong.
"Ini bagaimana?" Tanya Shin.
"Astaga Shin! Apinya terlalu besar! Kecilkan! Kecilkan!" Ucap Taeyong dengan panik.
Masalahnya dia hantu,sebagai seorang hantu tidak banyak yang diharapkan selain berdoa saja.
"Fiuhhh untung tidak gosong" Ucap Shin.
"Tidak gosong tapi kamu gagal" Kata Taeyong.
"Ah begitu" Ucap Shin dengan nada sedih.
"Kamu bisa ayamnya yang lain"Ucap Taeyong.
Shin lagi lagi mengangguk.
"Bagaimana rasanya?" Tanya Taeyong.
"Hambar.."Jawab Shin lalu mengerucutkan bibirnya.
"Yasudahlah,lebih baik kau buang makanan yang gagal ini lalu kau beli jajangmyeon atau ramyeon untuk mengisi perutmu" Perintah Taeyong.
"Aku pergi sebentar tapi kau jangan pergi ya?" Ucap Shin lalu menatap Taeyong.
"Bagaimana aku bisa pergi jika belum saatnya?" Tanya Taeyong.
"Maksudku,jika ada tanda tanda kau mau pergi kau harus menungguku sampai aku pulang"Ucap Shin.
Lalu Taeyong hanya mengangguk singkat.
"Daripada kau bosan aku akan menyalakan televisinya" Ucap Shin,lagi lagi Taeyong hanya bisa terdiam.
"Mirisnya diriku tidak bisa menyentuh barang dan hanya melayang bagaikan layangan terbang" gumam Taeyong.
Shin meninggalkan Taeyong sendiri yang sedang menatap datar televisi didepannya ini.
"Ini tayangan khusus anak anak!?" Pekik Taeyong.
Note:
Ini ff yang bakal gue tamatin lebih awal ya gaes,biar pas ultah Jungkook gue bisa publish cerita baru:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost
Fanfiction"dari kecil aku punya kemampuan yang tidak semua orang bisa melihatnya... orang tua ku meninggal karena kecelakaan , aku kuliah di seoul bersama temanku dan ternyata aku memilih rumah yang cantik Kurasa aku ingin tinggal disitu... Dan ternyata ru...