13

56 7 0
                                    

"Jadi bagaimana?" Tanya Taeyong.

"Jieun sudah di penjara,dia mengalami masalah kejiwaan oleh karena itu dia di penjara di rumah sakit jiwa,kemungkinan sekitar dua puluh lima tahun lamanya."

Taeyong hanya tersenyum miris,Shin bingung mengapa Taeyong tidak senang karena pelakunya sudah ditahan oleh pihak kepolisian.

"Aku merasa kasihan,tapi bagaimanapun juga itu adalah kesalahannya. Mau tidak mau dia harus menerima resikonya"Ujar Taeyong.

Shin sebenarnya juga tidak tega,tapi sebagai seorang jaksa mau tidak mau dia harus bersikap keras.

"Jangan merasa bersalah seperti itu,tindakanmu benar sebagai seorang jaksa"

Shin mengukir senyum tipis diwajahnya,lalu menjawab, "baiklah,aku ingin memperlihatkanmu sesuatu",Taeyong mengangkat alis sebelahnya.

"Ayo bocah tampan,ikuti langkah kakiku"Ajak Shin.

Taeyong hanya tertawa ketika Shin memanggilnya tampan,memang tampan sih,jujur saja.

"Eoh? Foto masa kecilmu?" Tanya Taeyong.

Shin mengangguk.

"Jadi ini adalah foto-foto masa kecilku"-Shin

"apa kau tahu? Setiap ada orang yang datang ke makamku aku bisa langsung berada disana dan merasakan perasaan mereka yang sedih sekaligus rindu dengan kehadiranku"-Taeyong

"Maka dari itu aku merasa bersyukur akhirnya seseorang bisa melihatku"-Taeyong

"Aku tidak menyangka seorang hantu bisa merasakan jatuh cinta pada manusia"Ucap Shin dengan nada mengolok.

"Ow,Shin! Kau menyakiti hatiku,sakit.."Jawabnya dengan nada puitis.

"Ah,sudah sampai halaman terakhir. Sekarang aku ingin melukismu sebagai kenangan"

Shin berlari ke gudang untuk mencari kertas gambar dan juga pensil serta alat gambarnya,lalu kembali dan duduk disamping Taeyong.

"Kau sudah bisa menggambar?" Tanya Taeyong.

"Hey,kau meremehkanku? Aku di kantor berusaha menggambar Bobby IKON hasilnya bagus."-Shin

"Tidak usah menggambarnya terlalu bagus,mukanya saja tidak bagus." Ejek Taeyong.

"YA! Kau kenal Bobby IKON?" Tanya Shin

"Tentu saja,kami berkuliah bersama. Coba saja kamu ke fansign IKON lalu ajaklah dia tertawa kencang lalu potret wajahnya secara diam-diam,pasti mukanya sangat lawak dan jelek sekali"-Taeyong

Shin dan Taeyong tertawa membicarakan aib dari seorang Bobby,mengenaskan sekali nasib Bobby,dibicarakan orang tapi bukan tentang kebaikan,melainkan sebaliknya.

"Kenapa teman-temanmu banyak menjadi idol ?" Tanya Shin.

"Bagaimana ya? Aku dan teman-temanku memiliki bakat yang sama,tapi kami dituntut untuk menjadi dokter,pengacara,bahkan pengusaha untuk meneruskan orang tua kami masing-masing. Meskipun begitu,ada juga yang menjadi idol sembari bekerja. Seperti Seokjin-hyung,ayahnya menuntutnya agar menjadi seorang pengusaha tapi Seokjin-hyung ingin menjadi seorang idol. Ayahnya mungkin sekarang tidak mempermasalahkan anaknya karena Seokjin-hyung sudah famous sekarang." Jelas Taeyong.

Shin mengangguk mengerti,rumit juga dunia ini. Banyak tuntutan tanpa mengerti keadaan dan juga situasi.

"Aku jadi merindukan jokes konyolnya Bobby"Gumam Taeyong.

Shin mendengar gumaman Taeyong lalu melanjutkan gambarnya dan berkata "Aku bisa mengajakmu kesana"

"Tidak,Shin. Ini rumahku,disana sangat ramai,kamu akan susah mencariku di keramaian banyak orang"Tolak Taeyong.

"Ah,rasanya aku ingin menangis jika kehilangan dirimu nanti. Bagaimana perasaanku nanti?"

Shin berhenti mengarsir wajah Taeyong yang sudah hampir selesai,Taeyong tersenyum sedih pada Shin lalu mendekatkan dirinya disamping Shin.

"Jangan sedih,semoga nanti kita bertemu di kehidupan lain. Aku benar-benar berharap kamu bahagia bersama pria yang bisa mendampingimu nanti"Ucap Taeyong mengelus pipi Shin.

"Tidak Taeyong,aku tidak bahagia bersama Sehun. Aku tahu ini gila,tapi aku benar-benar nyaman bersamamu,Tae. Tolong Tae jangan suruh aku bersama Sehun"jawab Shin.

"Kau tahu,waktunya sebentar lagi. Karena kau pacarku yang baik,kamu mau menuruti pesanku?"-Taeyong

Shin mengangguk ragu,tanpa disadari Taeyong ikut menangis di hadapan Shin lalu dengan sekuat hati Taeyong berusaha menatap Shin dan berkata "kalau nanti aku benar-benar menghilang,tolong lupakan aku,jangan ingat aku lagi karena semakin kau sering mengingatku itu akan membuatmu sedih",ucapnya sembari mengusap air matanya.

"Aku tidak mau membicarakan ini lagi,Taeyong. Tolong katakan itu adalah omong kosong,aku ingin kita bersenang senang"Ucap Shin mengalihkan topik pembicaraannya.

Memang,kehilangan orang yang dicintai itu jauh lebih berat. Setidaknya Shin masih memiliki waktu untuk bersenang senang bersama Taeyong.

Walau,hanya sekejap,Shin dapat melupakan kesedihannya. Shin sadar,dia tidak akan pernah lagi mengatakan menyesal bahwa memiliki kemampuan seperti ini.

Mungkin sekarang tidak,tapi mungkin nanti Shin akan merasakan kesedihannya lagi yang akan terulang.

Note:
Pendek kan? Iya ni:(
Biar bisa buat chapter selanjutnya lagi:)

GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang