Happy reading!
Aileen mematung seketika saat mendapati kakak kelasnya berdiri di samping pintu kelasnya. Cewek itu ingin sekali berlari menghindar namun sudah tidak sempat. Aileen meringis kecil saat Vino tersenyum manis. Sungguh kenapa cowok itu sering sekali tersenyum padanya. Nggak tau apa ya kalau senyuman cowok itu malah membuat Aileen takut.
Aileen menoleh ke kanan kiri. Siapa tau ada guru yang mengajaknya pulang. Namun sepertinya itu hanya hayalan Aileen. Karena mana ada guru yang mengajak muridnya pulang. Aileen mendesah pasrah. Pasti Vino mau mengerjainya lagi.
"Lo pulang bareng gue." Ucap Vino enteng tidak bisa diganggu gugat membuat Aileen melemas seketika.
Aileen menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Emang ada apaan, kak?"
"Ntar lo juga tau." Jawab Vino. Cowok itu mencekal pergelangan tangan Aileen dan membawa cewek itu ke parkiran mobil.
"Duhh, kak nggak usah repot-repot nganter aku pulang. Aku bisa sendiri kok." Kata Aileen berusaha agar dilepaskan.
Vino menyandarkan tubuhnya di pintu mobil. Dipandanginya adik kelasnya itu yang wajahnya lumayan menggemaskan. Kalau begini terus bisa hilaf dia nanti. Hah mana mungkin. Seorang Vino menyukai gadis yang cantik, tinggi, langsing, bohay, dan sejenisnya, bukan menggemaskan seperti Aileen. Jadi Vino tidak tertarik.
"Gue itu orangnya baik banget. Jadi lo nggak usah nolak kebaikan gue ini."
Cuihh. Mana ada orang baik ngaku baik. Dasar Vino!!
"Kak, beneran deh. Aku nggak pa-pa pulang sendiri." Kata Aileen tetap berusaha. Ia tidak mau lagi kena bully kakak kelasnya ini. Mana rasanya lelah sekali. "Aku nggak mau ngerepotin kakak!!"
Vino terkekeh garing. Padahal nggak ada yang lucu. "Aileen double E!! Sayangnya gue maksa!!"
Aileen mendengus kesal. Sepertinya usahanya kali ini sia-sia. Cewek itu menoleh ke sembarang arah dan menemukan Pandu sedang berjalan melewati parkiran mobil. Mungkin pulang bersama Pandu akan lebih baik. Setidaknya di mata Aileen, Pandu orangnya tidak macam-macam seperti Vino.
"Ungg, gimana kalo aku bareng kak Pandu aja?" Usul Aileen berhasil membuat sebelah alis Vino naik. "Soalnya aku nggak biasa naik mobil. Ntar bisa mabok, kak!"
Vino menyeringai. Rupanya Aileen tau jika Pandu tidak sebrengsek Vino. Tapi bukan Vino namanya jika percaya begitu saja.
Kebetulan sekali Vino melihat Tama sedang berjalan menuju parkiran sepeda motor. Jadi ia akan menggunakan Tama untuk mengikuti permainan Aileen.
"Oi, Tam." Seru Vino sambil melambaikan tangannya. Tama hanya memandang Vino pertanda bertanya ada apa. "Anterin nih cewek pulang deh. Mau gue anterin tapi katanya nggak biasa naik mobil. Takut mabok dia."
Mendengar itu Aileen mendelik. Setelah insiden di kantin tadi, Aileen jadi tau kalau Tama adalah biang masalah yang sesungguhnya. Baru pertama kali bertemu cowok itu saja Aileen langsung dikerjai habis-habisan. Tamatlah riwayatnya.
Aileen masih berusaha mencari celah untuk kabur. Selagi Vino dan Tama mengobrol entah apa, Aileen diam-diam menjauhi keduanya. Aileen mengelus dadanya sejenak. Semoga ia bisa kabur. Namun baru dua langkah Aileen menjauhi keduanya, tiba-tiba Aileen merasakan ada yang menarik kerah bagian belakang seragamnya. Aileen mengerucutkan bibirnya mengetahui siapa pelakunya.
"Sini bentar. Nggak sabaran banget sih!" Kata Vino sambil menarik paksa Aileen agar mundur lagi ke tempat semula. "Anterin ya, Tam. Lo harus pastiin dia sampe rumah dengan selamat tanpa ada pengecualian sedikitpun." Setelah memberikan amanah yang sebenarnya sia-sia Vino mendorong Aileen sehingga tubuh cewek itu berakhir di dekapan Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIORITY
Teen FictionSlow Update!! "Cinta ndasmu!! Kalo cinta, ya bersikap selayaknya mencintai. Ini malah menghancurkan hari-hari berharga gue!" -Aileen "Gue pikir, menindas adik kelas hanya bagian dari keisengan gue sebagai senior. Nyatanya mengganggu adik kelas yang...