Part 7 - Fate

69 5 0
                                    

Seohyun menatap Shuhwa yang sedang mematut dirinya di cermin. Shuhwa merentangkan tangannya untuk melihat apakah hanboknya terlalu besar di badannya atau tidak. Ia lalu mengecek makeup nya untuk memastikan tidak terlihat terlalu tebal.

"Bagaimana bu?" tanya Shuhwa masih saja bertanya pada Seohyun meski ia baru saja bercermin.

"Cantik," pujinya.

Shuhwa tertawa kecil mendengar pujian ibunya itu. Ia lalu mematut dirinya lagi. Diam-diam Seohyun memperhatikan tingkah lakunya. Seohyun tidak percaya bahwa putrinya itu akan segera menikah beberapa jam lagi.

"Ibu," panggil Shuhwa yang menyadari bahwa Seohyun sedang melamun. "Ibu kenapa?"

Seohyun menggeleng. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menangis hari ini. meski hatinya terasa sesak sekali. Kalau ia menangis, Shuhwa akan khawatir padanya.

"Mama," seorang pengawal kerajaan datang menjemputnya. "Mari berangkat," katanya lagi.

"Jaga diri baik-baik," ucap Seohyun mengelus rambut Shuhwa sesaat sebelum mengantarkannya pergi. Mobil kerajaan sudah siap menunggunya di luar. Mulai hari ini, Shuhwa akan tinggal di istana.

"Jangan lupa makan teratur, minum vitamin, jangan tidur terlalu larut, lalu-"

"Ibu," potong Shuhwa menatap ibunya sambil tersenyum. "Aku akan baik-baik saja, aku berjanji padamu," katanya. Shuhwa lalu memeluk ibunya dengan erat. setelah ini, ia mungkin tidak bisa memeluk ibunya sesering yang ia mau. "Apa ibu tidak apa-apa sendirian di rumah ini?" tanyanya tidak bisa berhenti membayangkan betapa kesepiannya berada di rumah seorang diri.

"Jangan khawatirkan ibu. Justru ibu yang mengkhawatirkanmu karena meskipun di istana banyak orang kau akan tetap merasa kesepian."

"Ibu, aku tidak sendirian. Ada seja jeoha, ada Chanwoo gun," Shuhwa meyakinkan ibunya meski ia sendiri tidak tahu bagaimana akan berteman dengan mereka berdua. "Aku berangkat, bu," pamit Shuhwa. Ia menyempatkan diri untuk menoleh ke belakang sebelum masuk ke dalam mobil. Ibunya melambaikan tangan padanya sambil tersenyum. Senyum yang akan ia rindukan.

~~~

"Mama," sapa Dayang Im saat Shuhwa turun dari mobil. Im Yoona adalah dayang istana yang ditunjuk untuk menjadi dayang pribadi bagi sejabin. Melihat sosoknya, Shuhwa sangat bersyukur karena setidaknya ia punya satu lagi kenalan di istana. "Mari ikuti saya," ucap Dayang Im lalu membimbing Shuhwa menuju ke jaseondang.

Shuhwa menatap sekeliling. Istana yang akan ia tinggali ini terpisah dari istana raja dan ratu. Shuhwa merasa tempat ini terlalu besar untuk ditinggal berdua saja.

Oh tunggu! Shuhwa sadar akan sesuatu.

"Sanggung, ummm... soal kamar..."

"Ah!" dayang Im juga tampak menyadari sesuatu. Ia hampir lupa menyampaikan sesuatu yang paling penting. "Karena seja jeoha dan Mama masih di bawah umur, istana memutuskan untuk memisahkan kamar Anda berdua. Apa Mama keberatan dengan keputusan itu?"

"Tidak! Lakukan saja seperti itu!" kata Shuhwa buru-buru menjawab pertanyaan itu. Akan sangat canggung jika ia dibiarkan berdua saja dengan Jaehyun. Oh, membayangkannya saja rasanya sudah tidak nyaman.

"Mama," seseorang yang Shuhwa sudah kenal betul menginterupsi percakapan mereka. Choi Minho, pengawal pribadi Jaehyun. "Acaranya akan dimulai," ucapnya memberitahu.

Shuhwa berdiri. Tiba-tiba saja merasa gugup. Mungkin ini momen paling mendebarkan dalam hidupnya. Perasaan ini melebihi saat ia harus bersaing dalam sebuah kompetisi atau harus memberikan pidato di depan ratusan pasang mata.

Married to the PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang