MERAGU?

11 2 0
                                    

To Min Yoongi , si penghancur konsentrasiku

Hay apa kabar? Bagaimana keadaanmu?Sudah makan?

Aku merindukanmu

Suga sudah lama sejak aku menulis surat terakhir kali. Aku pikir dengan tidak menulis surat kepadamu aku akan melupakanmu. Ternyata aku salah, aku malah semakin merindukanmu.

Aku mau cerita Suga, bagaimana menurutmu tentang tempat yang aku tinggali. Bukan seberapa nyamannya atau seberapa besarnya.

Tempat yang aku tinggali terkenal memiliki banyak sumber daya,  dan kaya mitos, serta rasisme yang tinggi. Aku tak mengerti sejauh mana aku bisa menggambarkan tempat tinggalku. Intinya aku cinta tempat tinggalku. Semua tampat tinggal, aku yakin memiliki kepercayaan atau mitos tertentu. Begini, aku ingin bercerita yang melibatkan dirimu.

Disalah satu akun instagram yang aku lihat tadi siang, membicarakan tentang symbol iblis yang menyangkut pada grub band mu. Aku tahu, bahkan aku sendiri meragukan apa yang aku ketahui. Di akun itu menceritakan tentang seorang fangirl yang diruqyah, atau lebih dikenal dibersihkan jiwa nya dari mahluk yang ada didalam tubuhnya.

Namun aku meragukan itu. Bagaimana bisa mereka menelan bulat-bulat tentang hal yang berbau iblis sedang merekapun mungkin tak mengetahui lebih jauh, bahkan akupun sama. bagaimana sebuah karya yang menurut pembuatnya bagus malah dikaitkan dengan hal yang berbau iblis. Sinting.

Contoh , aku selalu foto dengan pose mata satu, menurutku itu bagus , membangun kesan elegan di gambar yang kuambil. Tapi aku bukan anggota atau bahkan tak mengenal iluminati?

Aku juga tidak bisa bilang bahwa aku penganut agama yang baik. Tetapi tetap saja aku bukan penyembah iblis.

Disana dikatakan bahwa para orang tua harus extra memperhatikan anaknya, menurutku ini benar, tapi mengapa mereka hanya menjudge band asal tempat tinggalmu. Bahkan ditempat tinggalku pun banyak band yang bisa saja dikaitkan dengan iblis. Segitu rasisnya kah mereka. Namun balik lagi keawal. Aku tak mengerti apapun tentang hal ini.

Menurutku dengan mereka seperti itu, bukannya malah menjudge berlebihan ya. Maksudku tak bisa semua yang mereka pelajari dari agama mereka malah dikait kaitkan untuk menjudge orang lain.

Bukannya disetiap agama diajarkan untuk saling menghargai. Lantas apa yang mereka lakukan itu contoh dari menghargai orang lain?

Intinya balik lagi ke diri mereka masing-masing, jika mereka fokus pada apa yang mereka tuju maka tidak ada waktu bagi mereka untuk menilai orang lain. Sama seperti yang kau lakukan. Aku pun mati-matian berfikir dan mencerna.  Ayahku pun bahkan bercerita hal yang sama namun berbeda kondisi.

Aku akan menyimak lebih jauh lagi tentang hal ini, mungkin aku akan menulis lagi jika sudah paham semuanya.

a letter for suga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang