Bad day

2 0 0
                                    

"Yahhhhh...iruttt mau sampai kapan kamu tidur" Kata ibu ku sambil membangunkan ku...

" Mah hari ini  Rut ngk usah masuk sekolah ya mama" kataku sambil menarik selimut ku sampai ke kepalaku 

" Kamu kenapa sayang, tumben anak mama ngk mau berangkat sekolah biasanya kamu sangat bersemangat untuk berangkat sekolah?" Tanya ibu ku 

" Leeehhh....Mah  Rut badannya sakit mama"

" Emang kemarin ngelakuin apa aja kamu, sampai badan sakit begituan?"

" Kan kemarin Rut basket mama, jadi semua badan Rut sakit mama" Alasan ku 

" Elelehh... bilang aja malas kan kamunya ?"

" Mahh.... boleh ya mama ? please... hanya hari ini aja ya mama" Kata ku memohon 

"Yah udah wis sekali aja ya ndok " 

" Makasih mama "

Aku pun kembali membungkus diri ku dengan selimut yang hangat. Sebelum mama meninggalkan ku , aku sempat melihatnya menggelengkan kepalanya melihat tingkah ku yang begitu ke kanak- kanakan 

Sebenarnya hari ini, aku ingin sekali berangkat cuma, karena kejadian kemarin aku tak berani untuk bertemu dengan dia, yah Bram yang membuat hari ku semakin kacau.

Tak selang beberapa lama, ponsel ku pun berbunyi, menandakan ada yang menghubungi nomorku, ku angkat panggilan tersebut tanpa mengetahui siapa yang memiliki nomor yang misterius tersebut.

" Hallo selamat pagi, dengan siapa ?"

" Hay.... lama tak dengar suara mu, gimana kabar sehat?" Tanya si penelpon 

" Kabar saya baik, kalau boleh tahu anda itu siapa?" tanyaku panasaran.

" masa ngk ingat aku , jahat sekalilah." 

" kalau tidak ada yang penting saya tutup panggilannya" jelasku 

" aku adit, masih ingat ngk?"

Adit yang dulu pernah hadir membawa ku menajadi perempuan yang berarti selama dua tahun lebih bersamanya. Tetapi dia juga yang membuatku sakit tak karuan.

"Untuk apa kau telpon aku ?" Tanya ku dengan menahan emosi yang sudah ingin ku lontarkan kepadanya saat itu.

" Ehehe emang ngk boleh yah telpon kamu atau, cek kabar kamu ?"

" Permisi tidak ada yang penting untuk di bicarakan, saya tutup "

aku pun langsung menutup panggilan tersebut dengan hati yang sudah membara ingin marah, tetapi hati kecilku mengatakan bahwa aku merindukan dirinya, hatiku masih ingin mendengar suaranya, hatiku masih ingin berbicara dengannya.

Tetapi sebagian hati ku menolak , karena hati ku sudah terlalu sakit untuk terlalu percaya dengan pembohong seperti dia. segera aku matikan daya ponselku dan kau memaksakan untuk tidur kembali dengan selimut yang sudah membungkus tubuh mungilku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love You Hurts MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang