I love to hold you close, tonight and always.
.
"Gukkie ...."
Jeongguk tak tahu pasti kapan semuanya bermula. Sebuah percakapan ringan di sore hari dengan tajuk dan alasan mengenang masa lampau, bercerita satu, dua kenangan dahulu dan kesibukan yang tengah membelenggu masing-masing individu. Apa yang keduanya mulai di sebuah coffee shop di ujung jalan, berujung hela napas pasrah dan keinginan kuat memanjakan yang lain.
Kerling semangat pada sepasang bola mata hazel Taehyung masih terlihat sama pun kebiasaannya membatasi jenis bahan pakaian yang ia kenakan. Kulit Taehyung sensitif; Jeongguk ingat bagaimana ia sering mengeluh soal hal-hal kecil yang perlu diperhatikan. Pun ketika Jeongguk menanggalkan kain yang membalut tubuh sang lawan bicara, hanya ada sensasi super halus dan buncah emosi yang ia rasakan.
"Jangan bercanda, Guk."
Ada hela tawa yang lepas ke udara kala Jeongguk menggulir perhatian. Pasang alis Taehyung berkerut sempurna, bibirnya dimajukan.
Ah, ia tengah merajuk.
Karena Jeongguk lagi-lagi menggodanya.
"Aku bisa melakukannya sendiri jika kau tak bertanggung jawab menyelesaikan apa yang kau mulai sejam yang lalu," tukas Taehyung—Jeongguk bisa membayangkan visualnya berdiri angkuh sembari melipat kedua lengan.
Memerangkap kedua tangan Taehyung dan mengaitkan jemari mereka, Jeongguk menarik kurva setengah di bibirnya. "Aku hanya tidak percaya dengan apa yang tengah terjadi, angel," kilahnya jujur, kalimat itu terbenam di antara lekuk kulit dan keringat beraroma vanila di sepanjang rahang Taehyung. Satu tarikan napas, dan Jeongguk merasa seluruh resolusi awal tahunnya tercapai sudah. "Having all of you again on my bed after God knows how long."
Tak sadar ekspresi masamnya terbaca, Taehyung mengerutkan dahi. "Kita benar-benar harus berbicara lebih jauh setelah ini, Guk," tawarnya. Napasnya tercekat kala Jeongguk melarikan ujung jemarinya di sepanjang tulang selangka. Jeongguk merindukan saat-saat ini; tentu—Taehyung yang merajuk, Jeongguk yang usil. "I know we have all night, but I swear—"
Mengeratkan pegangannya di jemari Taehyung lantas menunduk dan membenamkan wajahnya di ceruk leher sang lawan bicara, Jeongguk terkekeh. "I understand, angel, I just missed provoking you. You look cute when you're mad."
"Well then I'm about to get fucking adorable." Taehyung menyentak, memamerkan senyum penuh kemenangan kala Jeongguk melenguh akibat sebuah gerakan singkat.
Seluruh gerakannya terkunci, namun agaknya Taehyung tahu betul apa yang mampu memprovokasi balik Jeongguk.
"Stop doing that, angel." Jeongguk menggeram pelan. "Aku tidak mau kehilangan kontrol saat akhirnya kau kemba—"
"But I want you to." Taehyung berujar pelan. Nadanya sayu dan sarat emosi, tapi kerling matanya memuntahkan segudang tantangan. "I want to ride you."
"Oh, fuck!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Blank Marquee • KOOKV
Fanfictionkarena bagi jeongguk, taehyung adalah prioritas. +kookv drabble to oneshot collection. +various theme (not related to each other unless stated). +will be updated although I put "complete"