akhir yang berawal

4 2 0
                                    

Cahaya remang-remang menusuk ke dalam indra penglihatan Refal yang masih setengah sadar. Nyawanya belum sepenuhnya kembali, rasa sakit bercampur nyeri masih di rasakan di kepala bagian belakang oleh nya.

Hanya dentingan jam dinding yang bisa di tangkap oleh indra pendengaran nya saat itu. dengan sedikit kekuatan yang telah terkumpul, reval berusaha mengahalau cahaya silau yang menerjang masuk ke dalam pupil nya.

"K.. Kk.. Kek.. Kennaaapa? Aku kenapa? Dinda? Dindaaaaaaaa! "
Baru saja sadar reval langsung berteriak memanggil nama yang baru saja ia coba untuk selamat kan.

"Suttt anak manisss... Diam diam ya, jangan berisik ntar talinya copot loh ya! " Ujar seorang pria bertubuh tambun yang berdiri tepat di sisi kanannya.

"Gua kenapa? Kenapa gua diiket gini? " Bisik reval dalam hati.

Tanpa reval sadari seorang lelaki dengan perawakan yang sudah tidak asing lagi di penglihatan nya sudah masuk dan duduk si depan reval.

Reval pov.

"Itu siapa ya? Kok gue ngerasanya udah ngak asing lagi. Itutuh topi nya, sialan gue ngak bisa liat siapaan tuh" Dengan logat aneh reval sedikit memajukan kepalanya dengan mata yang di pelototkan seakan akan siap menginterogasi lawan di depan mata.

"Tunggu-tunggu itu brewok rasanya gua tau dah, tapi siapaan? Bapak gua? Ngapain juga bapak disini. Si om? Om yang mana? Om Rendra? Om indra? Apa om....... Om TIRTAA! "

Reval pov end.

Pria bertubuh tambun di samping reval ter lonjak saat dia meneriakkan nama Tirta. Pria itu hanya heran mengapa bocah tengik dedemit yang lucu imut dan manis itu mengenal bosnya yang terbilang cukup populer di kalangan mafia.

Ngak usah heran jika pria di samping reval tadi menyebut jika reval itu, "manis, imut" Ya bisa di bilang dia pria guy jadi reval mungkin tipe tipe-tipe pria idamannya.

Tirta pov.

"Aku mulai masuk ke dalam ruangan pengap dengan debu dan tak terawat ini, kemudian langsung duduk di depan bocah yang masih asik ber cekcok dengan seorang pesuruh ku. Mugkin dia tak sadar dengan kehadiran ku, tapi aku tetap diam sambil memperhatikan mereka dengan sedikit menundukkan kepala. "

"Aku masih memperhatikan ekspresi si reval. Dengan pelototan mata, gerakan yang grasak grusuk, tampang cengo macam bego. "

Hingga tirta di kejutkan oleh lengkingan suara reval.

"Om TIRTAA! "

"Sialan bocah tengik ini, Tiba-tiba saja berteriak di depanku. Telingaku seketika berdenging di dalam ruangan pengap nan sempit ini. "

"Dengan ekspresi tenang yang di buat-buat, aku memaksakan senyum mirisku pada keponakan dari adikku tersayang ini.

Tirta pov end

Reval tiba-tiba saja tak bergeming melihat senyuman aneh di wajah pamannya itu. Tak biasanya ia mengeluarkan smirk yang penuh misteri dengan logat sok tenang begitu.

Dengan perlahan Tirta membuka topi bundar khas koboy berwarna coklat dari kepalanya.

" Hai keponakan kesayanganku " Kemudian Tirta menyodorkan kepalanya ke arah wajah reval.

Karena reval tau itu adalah oomnya, ia sudah sedikit mulai tenang. Dia menyangka bahwa oomnya datang untuk dirinya, ia memang betul untuk dirinya tetapi dalam maksud lain.


Hai readers ku yang setia:"
Maap ngak update yg ini...
Ini udah aku update yaaa
Happy Reading all

                                     ^__^


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIEBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang