Sudah genap sepekan hatinya pincang
Jiwanya meronta ronta pada batang tubuhnya
Lepaskan! Lepaskan!
Teriak dari lara yang terkekang
Bukan tuli
Bukan tidak sampai hati
Tapi memang tuan sudah mati
Menyisakan piutang pada kami
Tanpa memberi sesuap nasi
Hmmm
Manis
Manis
Ironis
Kau ikat kami dengan janjimu
Tapi kau lepas kami dengan liarmu
Miris
Tapak kaki ini takkan gentar walau badan ini terkoyak
Pakaian lusuh yang kau sebut sebagai pakaian keagungan ini sebagai saksiku
Tidak
Kau pikir kala akan membela
Kau pikir kala berpihak kepada anda
Halah
Masih belum sadar
Kala adalah sahabat bagi mereka
Lihatlah pada siapa kala berharap
Tentu bukan pada tuan yang anggap dirinya terhormat