Bab 1

139 11 1
                                    

Deru motor kian terdengar jelas memasuki halaman sekolah WM atau SMA Wiata Mandala, membawa dua orang anak manusia berbeda gender tetapi satu darah berseragam SMA. Keduanya terlihat ribut, gadis berambut bob di belakangnya beberapa kali mencebik kesal, cowok jangkung putih yang masih mengenakan helm pun terlihat merintih kesakitan saat tangan gadis bob itu menabok kencang pundaknya.

"Sakit Fus yaelah." Kesalnya saat motornya terparkir, tangannya mengelus pundaknya yang terasa nyeri akibat tabokan dasyat dari cewek di belakangnya.

"Biarin! siapa suruh resek! orang lagi mandi showernya di matiin." Balas cewek itu tak mau kalah. "Lagian lo mandi apa konser dikamar mandi? kek cantiknya bakal nambah aja." Ucap cowok yang ternyata adalah kakak kandungnya yang bernama Defan Abiraham Salim.

Mendergarnya telinga gadis itu merah padam bak cabai merah yang siap di ulek halus dilayah. "Punya mulut, gak pernah apa di istirahatin?" Katanya kesal.

Defan hanya terkekeh melihat adiknya kesal, sepertinya cowok itu telah menemukan hobi barunya saat pindah di Jakarta, oh tidak ini adalah hobi lama yang tidak pernah dia tampilkan yaitu membuat Nufus Sevilya Salim adiknya kesal. "Mulut gue istirahat kalo lagi tidur. Lo, gak liat apa mulut gue imut gini? nih, nih." Katanya menmonyongkan bibir mungilnya, seorang cowok yang memiliki mulut mungil yang berisi sumpah serapah dan kata-kata yang siap membuat tangan Nufus ingin melayang keudara dan mendaratkannya tepat di alas bibir kakaknya.

"Mulut lo itu kayak dakocan, hih." Nufus beranjak pergi, langkahnya terseret kebelakang ditarik mundur oleh kakaknya.

"Ape lagi? ini masih pagi ya Bang Def! jangan bikin emosi naik ke ubun-ubun." Cerocos Nufus, membuat kakaknya makin tertawa renyah. Otaknya sungguh tidak waras sungguh pikir Nufus, ingin sekali dia menyelupkan kepala di atas lelehan salju kutub utara sungguh.

"Salim dulu, jangan jadi adek durhaka lu!" Tutur Defan sembari memamerkan gigi putih rapihnya yang di batasi oleh alas bibir kecil miliknya, senyumnya sungguh manis, Tetapi tidak untuk Nufus, baginya itu adalah senyum iblis yang ingin dia musnahkan.

"Tangan lu abis di pake cebok, ogah banget najis! Nanti dikelas gue mau baca juz ama bisa-bisa batal." Cecar Nufus,

Defan langsung mencium telapak tangan miliknya."Enak aja wangi gini. Tadi gue cuci tangan pake sabun lekboy, sini salim." Defan menjulurkan tangannya kearah Nufus, yang langsung ditampik Nufus keras, membuat Defan merintih sakit.

"Adik setan!" Kesalnya.

"Bodo!" Nufus acuh dan malah berjalan pergi dengan langkah sedangnya kearah loby, kaki kecilnya tidak bisa menjamah banyak batako.

Defan langsung turun dari atas motornya dan mengekor dibelakang Nufus, saat gadis itu berhenti tiba-tiba, dadanya menabrak kepala Nufus membuat gadis itu melototkan maniknya seperti cimol yang siap di tusuk.

"Kenapa ngikutin gue sih bang, kelas lo di situ noh." Jari Nufus menjulur kearah deret tiga kelas di samping loby saat keduanya tepat berdiri di tengah loby.

"Gue mau ketemu Mega, kenapa? geer amat ngikutin lo." Defan menunjuk gadis berambut ikal yang tengah berjalan menuju kelasnya, Mega Aiyle Kiyle adalah sahabat Nufus yang ternyata dekat dengan Defan kakaknya. Nufus sendiri bingung kenapa Mega mau saja di iming-imingi coklat berbentuk hati dengan puisi cinta yang Defan palak dari dirinya untuk menyatakan cinta kakaknya kepada sahabatnya. Menurut Nufus pacaran mereka ilegal karena Defan menyatakannya dengan puisi hasil palakan dari dirinya, oh lengkap sekali kebencian Nufus terhadap Defan.

Mega gadis itu terus saja berjalan menuju kelasnya, sepertinya suara Defan tidak sampai menembus rumah keong milik Mega, sehingga gadis itu tak menoleh sedikit pun.

Seri NUFUS (Dua Benua).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang