Malam ini
kami menghadiri pertemuan yang cukup aneh
-sebenarnya.Mata kami tidak melihat rupanya,
telinga kami tidak mendengar suaranya,
-bahkan- belum ada dalam memori kami bagaimana pribadinya.
Tapi dalam pertemuan virtual itu.
Kami menangis,
tersedu,
terisak.Saat kami mulai berdiri,
tiba-tiba mulut kami keram,
kaki kami bergetar,
dan jiwa kami,
entah melayang ke arah langit mana,
(bahkan)
jantung kami terasa akan dicungkil oleh kesesakan dada.Yang berfungsi hanya ia yang bernama hati,
pada kami ia berkata "Aku rindu".21 Dzuhijjah 1440