Chapter 1

565 66 0
                                    

Selamat membaca guys dan semoga kalian suka...

***

Unedited

Seorang wanita cantik tengah duduk di depan cermin yang ada di kamarnya sembari memoleskan foundation, concealer, bedak dan blush on di wajahnya yang putih mulus tanpa jerawat. Tak lupa, ia juga merias matanya dengan eyeliner dan maskara untuk mempercantik mata bulatnya. Lipstik merah matte tak ketinggalan dipakainya untuk melengkapi penampilannya itu. Puas dengan usahanya yang memakan waktu hampir setengah jam, senyum bangga pun terlukis di wajah Melisa.

Tadi siang, Rafael tiba-tiba mengirimkannya sebuah pesan yang isinya membuat hati Melisa berbunga-bunga. Lelaki itu mengajaknya makan malam bersama di Bluegrass Bar & Grill. Dengan bersemangat dan senyum sumringah, Melisa akhirnya berdiri dari meja riasnya. Ia mengambil clutch bag yang tadi diletakannya di atas kasur kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar serta apartemennya.

Di dalam mobil, Melisa merogoh ponsel yang ada di clutch bag-nya dan mengirimkan Rafael sebuah pesan.

Melisa :
Aku sudah mau jalan.
Sampai ketemu di sana.

Rafa :
Oke.
Sebentar lagi aku sampai.

Sembari tersipu malu karena sudah tak sabar ingin bertemu dengan lelaki pujaannya, Melisa menyalakan mesin mobil dan mulai memacuh mobilnya menuju tempat pertemuan mereka. Jarak apartemennya dengan restoran tersebut tak begitu jauh. Setelah 15 menit berkendara, Melisa akhirnya sampai di tempat pertemuan mereka.

Begitu turun dari mobil, jantung Melisa mulai berdetak dengan tidak karuan. Reaksi seperti ini selalu terjadi saat dirinya akan bertemu dengan Rafael. Sembari mencoba menenangkan diri, Melisa mulai menghela nafas panjang dan mengeluarkannya dengan perlahan. Merasa sudah cukup tenang, dengan punggung tegak dan percaya diri, Melisa menarik kakinya menuju pintu masuk restoran tersebut.

Di dalam restoran, seorang lelaki tampan tengah duduk sendirian sedang menunggu. Rafael tiba 10 menit lebih awal dari Melisa. Ketika mata Melisa menangkap sosok pria yang sudah mengisi hatinya itu, sudut-sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman manis. Wajahnya yang sudah cantik terlihat semakin menawan hingga menyebabkan para pria yang sedari tadi sadar akan kedatangannya tak bisa melepaskan pandangan mereka darinya.

Meskipun begitu, lelaki yang sudah menyebabkan hal itu terjadi sama sekali tak menyadari akan itu semua. Dia bahkan tak sadar akan kedatangan Melisa. Pikiran Rafael saat ini sedang berada pada kejadian tadi siang. Tepatnya pada pertemuannya dengan Delilah.

Kendati belum bisa melupakan wanita itu, Rafael merasa bebas karena akhirnya ia bisa sepenuhnya mendoakan Delilah dan Alex. Pedih, namun hidup harus terus berlanjut. Biarlah hubungannya dengan Delilah menjadi pengalaman serta pembelajaraan untuk hubungan asmaranya ke depan.

"Hei, Raf...." suara merdu seorang wanita membuyarkan lamunan Rafael.

Rafael bangkit dari kursinya, menyapa Melisa dengan memberikan cipika-cipiki. "Hei, Mel..." ujarnya manarik kursi kosong yang ada di sampingnya untuk Melisa.

"Thanks." Melisa tersenyum lembut lantas duduk di kursi tersebut. "Maaf sudah membuatmu menunggu." tambahnya pelan.

"Gak pa-pa, Mel. Aku juga belum lama sampai."

Melisa hanya tersenyum kecil.

Seorang pelayan wanita menghampiri meja mereka dan memberikan menu makanan yang ada di restoran tersebut pada mereka. Setelah memesan makanan mereka, pelayan tersebut pun meninggalkan mereka berdua.

Pilihan MelisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang