Semua orang pun dipanggil oleh Pak Mori. Disuruh menceritakan bagaimana kronologinya.
"Aku tidak tau, aku saat itu tertidur" Kata Chuuya.
"Aku mengejar Akutagawa yg keluar rumah!" Kata Atsushi.
"Aku pergi ke dapur untuk minum" Kata Akutagawa dengan nada datarnya.
Atsushi melongo mendengar penjelasan Akutagawa.
Dari semua penjelasan mereka, tidak ada yang membantu membuat Pak Mori sedikit bingung. Dia lebih bingung sama hal yang menimpa Atsushi.
Bagaimana Atsushi yang latar belakangnya bukan penari, tapi dia menari seperti penari profesional.
"Ya mana saya tau! pokoknya saya engga ikutan eksul nari, saya cuma ikutan ekskul jejepangan aja, pak! saya gatau mama saya tapi setahu saya dia bukan penari, papa saya juga bukan, dan saya ga pernah ikutan lomba nari, titit eh titik!"
"Iyaa nak, iya" Kata Pak Mori.
Lalu Pak Mori berkata, "Bagaimana kalau kalian temenin saya ke rumah seseorang"
Chuuya, Kunikida dan Atsushi yang masih misuh misuh mengiyakan. Karena sungkan untuk menolak.
"Maaf Pak, saya masih ada proker individual yang harus saya kerjakan" Kata Akutagawa.
"Oh iya silakan" Kata Pak Mori, Akutagawa pun pergi.
Mereka berempat pun pergi dengan motor butut yg sama waktu nganterin mereka masuk desa.
Kunikida dengan Atsushi, Pak Mori dengan Chuuya.
Padahal jalur yang mereka lewati sama seperti saat mereka masuk desa, tetapi kali ini tidak seperti waktu itu yang lebih dari 1 jam. Bahkan sekarang Atsushi merasa kurang dari 30 menit untuk sampai ke jalan besar.
Bagaimana saat itu Atsushi merasa selamban itu? Atsushi pun tidak tau jawabannya.
Mereka pun sampai di rumah seseorang itu. Rumahnya bagus, bahkan paling bagus untuk ukuran rumah desa. Berpagar bata warna merah dan bambu kuning, terlihat tua tapi enak untuk di pandang. Terletak setapak jalan buatan, rumah itu berada di sisi tengah hutan belantara lain.
Di depan rumah, sudah ada kakek sepuh yang berdiri seperti sudah tahu bahwa mereka akan datang.
Tidak ada yang tau nama asli kakek itu, tapi biasanya disebut Mbah Fuku.
Badannya tegap, wajahnya terlihat bijaksana dan wibawa, rambutnya sudah ubanan dan panjang.
Pak Mori pun bercerita tentang apa yang terjadi, namun reaksi Mbah Fuku terlihat biasa saja, malah terlihat tidak tertarik dengan ceritanya, membuat Kunikida, Chuuya dan Atsushi tidak habis pikir.
Sesekali, Mbah Fuku melirik Atsushi, ya cuma curi pandang doang.
"Sebentar dulu ya" Ucap Mbah Fuku dengan suara serak.
Lalu dia kembali dengan 5 gelas kopi untuk mereka.
"Silakan" Katanya sambil menatap Atsushi.
"Maaf mbah, aku belum pernah minum kopi" Kata Atsushi. Chuuya yang mendengarnya menatap tajam, tapi Atsushi tidak melihatnya.
Mbah Fuku tersenyum mendengar Atsushi. Dan melihat itu, Atsushi jadi enggan menolak dan akhirnya meminum kopi tersebut hanya satu tengguk saja.
Namun yang Atsushi rasakan adalah rasa manis dan aroma melati. Sampai tak sadar, gelas Atsushi pun sudah kosong.
Bukan hanya Atsushi, semua orang pun ditegur untuk mencoba kopinya. Katanya tidak sopan menolak pemberian tuan rumah. Akhirnya Kunikida, Chuuya dan Pak Mori meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN Di Desa Penari [Bungou Stray Dogs]
FanficBASED ON TRUE STORY "KKN DI DESA PENARI" Cerita tentang sekelompok mahasiswa yang sedang KKN di sebuah desa pelosok paling timur dan terletak di tengah hutan. Bungou Stray Dogs Indonesia!AU Mahasiswa!AU