M.T.B.Q BAB 4

1.9K 187 28
                                    

TEMPAT RAHASIA DAN SUCI.

Shue He kembali melanjutkan perjalanannya, tetapi tepat pada saat ingin melanjutkan perjalanannya, ada segerombolan perampok yang menghadang perjalanannya.

"Siapa kalian? Dan mau apa?" seru Shue He.

"Wajahmu tampan sekali dan aaaah, sangat cantik. Kau ini laki laki tetapi memiliki wajah yang cantik, sini ikut denganku dan akan aku jual sebagai budak." Seru salah seorang perampok itu.

Shue He hanya diam, kemudian...

SRUUUT SRUUUUT

Beberapa anak panah meluncur ke arah perampok itu dan membuat kelima perampok itu sekarat, Shue He mundur, lalu tangannya di tarik oleh seseorang. Shue He ingin menjerit, tetapi mulutnya di bekap oleh orang yang tak di kenalnya.

"Sssssttttt.... Diamlah, mereka masih banyak disekitar sini," seru pemuda tampan itu.

Shue He hanya mengangguk, lalu menuruti perintah pemuda itu. Setelah merasa aman, pemuda itu membawa Shue He pergi.

"Ngomong-ngomong siapa namamu?" tanya pemuda itu.

"Shue He... Dan K-kau?" tanya Shue He kembali.

"Aku Alan, Kenapa kau bisa sampai kemari? Sepertinya kau bukan berasal dari sini? Dimana kau tinggal, aku akan mengantarkan mu pulang." ujar Alan.

"Aku tidak punya tempat tinggal. Aku sebatang kara dan tidak punya siapa-siapa lagi." Sahut Shue He sedikit sedih.

Alan tidak bersuara, mulutnya hanya membulat membentuk huruf o. Lalu ia berbicara. "Kasihan sekali, baiklah ikut denganku saja. Sekalian berguru dengan guruku. Agar kau bisa melindungi dirimu. Lelah juga kalau babang tampan ini harus menjaga mu terus menerus kedepannya."

"Ciiih, tampan darimananya? Urakan begini," ujar Shue He.

"Apa kau buta ha? Gadis-gadis di desaku banyak yang menyukaiku," ujar Alan.

"Mereka buta," ujar Shue He cuek.

"Kau ini menyebalkan, untung sayang, kalau tidak sudah aku bunuh kau." Ujar Alan sekenanya.

"Apa?" tanya Shue He.

"Tidak ada, nah sudah sampai." ujar Alan.

Shue He dan Alan sudah sampai di sebuah desa di balik bukit yang sangat tinggi. Pintu masuk kedesa itu melalui air terjun yang sangat deras dan tinggi. Begitu Shue He masuk dan keluar dari mulut gua, ia melihat pemandangan yang sangat luar biasa indahnya.

"Hoi, biasa aja liatnya, tidak usah mangap begitu. Lap dulu ilernya, aku tahu body aku keren, perutku sixpac." Seru Alan.

"Heh siapa yang lihatin bodymu?" ujar Shue He.

"Itu barusan," sahut Alan acuh tak acuh.

"Bbbweeeeek, muntah aku liat bodymu yang tidak seberapa itu, dasar pendek." sahut Shue He.

"Apaaaaa? Kau... heh, bilang saja kau menyikaiku," ujar Alan.

"Huh?" Shue He memandang sinis Alan.

BL- MOVE TO BODY QUEEN (CERPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang