01.

63 13 0
                                    

Telihat jelas wajah khawatir dari gadis cantik yang sedang berlari dikoridor rumah sakit. Bahkan sekarang penampilannya sudah berantakan,matanya terlihat sembab karena kebanyakan menangis. Dia terus berlari menuju ruang operasi. Tadi pagi dia mendapat kabar bahwa papanya kecelakakan.

Dia telah menemukan ruang operasi. Dilihatnya seorang gadis cantik yg  lebih tua darinya tengah duduk didepan ruang operasi. Dia terlihat sangat sedih. Amara berjalan menghampiri gadis itu dan memegang pundak yang bergetar itu. Gadis yang tak lain adalah kakak Amara pun menoleh kesamping.

"Ngapain lo disini?" tanya vana dengan wajah yang sulit ditebak.

"A-Aku ingin melihat keadaan papa kak."amara menunduk terlihat wajahnya yang ketakutan melihat Lavana yang terlihat marah.

"Jangan pernah lo panggil gue kakak. Gue bukan kakak lo. Papa gue sama sekali nggak butuh lo dan asal lo tahu saja kehadiran lo itu cuma bawa sial".
Air mata amara mulai mengalir dipipinya. Mungkin benar apa yang dikatakan Lavana bahwa dirinya pembawa sial dikeluarganya

"Pergi lo sekarang. Pergiii" bentak Lavana
Namun Amara tak bergerak dari tempatnya dan tak lama lampu operasi padam menandakan operasi telah selesai. Mereka pun menghampiri pintu ruang operasi. Dokter membuka pintu dengan wajah yg sulit diartikan. Membuat Amara menjadi was-was.

"Dengan keluarga Bapak Alex?" Tanya dokter laki-laki itu.

"Iya saya,bagaimana keadaan papa saya dok?" Jawab Lavana

Jangan lupa baca ya..
Maaf jelek,baru soalnya

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang