puisiku tidaklah lebih singkat
dari pertemuan kita.aku memilih takluk
menyerah
sebab setiap menyentuh ingatan lama
aku dikelilingi cemaskau terlalu menyatu dengan semuanya
air mata-bahagia
sulit dihapus
bahkan
dengan sandiwara bibir
yang menjelma tawa
juga mengecup bibir lain.kau benar-benar telah menjadi semesta
sampai aku tidak bisa
untuk berlari.