Natadita a.k.a Dita, cewek pembenci senja.
Bagaimana tidak, jika setiap langit berubah menjadi jingga ketika matahari terbenam, dirinya harus selalu dihadapkan dengan penyakit yang bernama flu dan demam.
Harus ada yang membuat flu dan demam itu pe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[ PROLOG ]
Sial!
Gara-gara lupa membawa buku tugas kimia, kini Dita harus rela membersihkan rumput di pinggir lapangan. Belum lagi, dirinya harus menahan rasa malu, karena pagi ini kelas 12 IPA 1 sedang berolahraga. Sebenarnya bukan masalah besar, tetapi keberadaan cowok bernama Andra mengganggu konsentrasinya dalam mencabuti rumput hijau yang tak bergoyang itu.
Dibawah sinar matahari yang terik, dengan wajah yang ditekuk, gadis itu terus bergumam sebal. Dirinya mengutuk guru mata pelajaran kimia agar tahi lalat yang ada pada dagu guru itu terus membesar.
Panas? Tentu saja. Duduk di bangku koridor adalah hal paling wajib dia lakukan sekarang.
Oke, mungkin hukuman ini tidak hanya membawa Dita pada kesialan saja, namun pada keuntungan juga. Lihat saja, dirinya dapat melihat Andra, salah satu most wanted boys in this school yang menduduki peringkat ke-1 dari 10 cowok yang mendapat julukan itu.
Saat ini kelas Andra sedang praktek bermain basket. Dan, sekarang dia sedang berusaha mengambil alih bola orange dari sang lawan. Dengan pelu yang berani menetes pada dahi cowok itu, membuat cewek manapun ingin mengambil tissu dan mengelapnya.
Oh ayolah! Andra tidak setampam bias korea miliknya.
Katakanlah Dita munafik jika mengatakan itu.
Entah perasaannya saja atau memang benar, Dita merasa kalau sekarang teman-teman cowok itu sedang membicarakannya sambil menyikut-nyikut lengan Andra.
Dirinya dibuat menyerit heran lalu memutar bola mata jengah, karena sekarang Andra menatapnya dari seberang lapangan dengan alis terangkat.
Cowok itu baru selesai bermain. Terlihat dengan dada yang naik turun, tanda mengatur nafas.
Dilihatnya Andra memanggil salah satu siswa yang Dita yakini adalah adik tingkat dan membisikkan sesuatu. Entah apa yang dikatakan Andra, hingga tiba-tiba siswa itu ada di depannya sambil menyodorkan air mineral.
"Ini, dari Kak Andra."
Semoga suka, jangan pergi, disini aja, sama Dita, sama Andra, semoga betah❣️